Sabtu, 10 Maret 2012

Mungkin kita belum bersyukur...



by : Dinar Apriyanto

Pagi ini, perjalanan sekitar 15 km saya tempuh menuju sebuah Kecamatan di sebuah Kaki Bukit Gunung Kidul yang terkenal dengan keelokan alam-nya, diiringi pemandangan sawah dan pedesaan, rasanya perjalanan pagi ini begitu sempurna ditambah segarnya hembusan angin yang bertiup pelan dan langit yang sedikit mendung...

Sekitar setengah jam perjala...nan akhirnya sampai juga di sebuah sekolah... tampaknya tidak salah kalau nama sekolah itu “Sekolah Luar Biasa!” betapa tidak... ketika pertama kali masuk ruangan, saya menemukan ‘aura’ semangat yang tidak biasa, berbeda..dan benar-benar hidup! Ah, sambutan hangat para guru, teriakan semangat para murid, dan senyuman hampir semua ‘penghuni’ ruangan itu..benar-benar Excelent!

Siapa sangka mereka tak seperti yang terlihat...deretan kursi depan, adalah mereka yang diberi karunia Alloh “tuna rungu”, deretan kedua diduduki siswa yang dikaruniai ‘down syndrom’, deretan ketiga duduk rapi siswa yang dikaruniai ‘tuna wicara’ dan di sekeliling siswa- siswi tersebut tertata rapi siswa-siswi yang ‘tuna rungu, tuli dan bisu’... Subhanalloh...

Speechless...hampir-hampir ide ini berhenti...kata-kata tak keluar dari mulut...dan “Assalamu’alaykum Warahmatullahi wabaraktuh....!” kata itu pertama yang saya ucapkan...hampir serentak dengan berbagai macam suara dan nada yang hampir tidak kompak, siswa-siswa itu menjawab “wa’alaykum Salam Wr Wb..!” beberapa guru tampak sibuk menggerakkan tangan-nya untuk menunjukkan bahasa Isyarat...
Saya berbicara dengan ritme seperti menonton video yang di’setting’ dalam posisi slow down...pelan...lambat...dan ‘irit’ kata-kata ..” Nah teman-teman, kali ini, Mas Dinar mau mengajak untuk semangat meraih Cita-cita!, hayo...siapa di ruangan ini yang ingin jadi Juara satu?!”

Para guru sibuk menerjemahkan kata-per kata dari saya dengan bahasa Isyaratnya, dan tangan sayapun bergerak mencoba menirukan kata-kata dalam bahasa Isyarat dengan kedua tangan yang...baru pertama kali saya lakukan...Ah...senangnya, hampir semua dari mereka mengangkat tangannya..tanda bahwa mereka semua ingin berprestasi! Rasanya titik-titik air mata tak kuat dibendung dari mata ini, namun saya harus ’tampak’ kuat dan tegar di depan mereka....

Sayapun mempersilahkan seorang anak perempuan kecil yang dari tadi dipanggil si Cantik oleh bu Guru yang duduk persis di depan tempat saya berdiri...Namanya dik Anik, meskipun menderita down syndrom, putri cantik ini tak malu mengekspresikan dirinya dalam bernyanyi sebuah lagu..Yah..dia memilih menyanyikan lagu “satu-satu aku sayang ibu..”

Lalu bergiliran satu demi satu siswa-siswa “Luar Biasa “ itu unjuk kemampuan, ada yang belajar membaca tulisan, ada yang bercerita tentang cita-cita-nya dan kebanyakan dari mereka suka bernyanyi...Subhanalloh...Bagi saya, tak ada yang kurang dari mereka, mereka punya masa depan yang cerah, mereka begitu ‘Sempurna’ , karena justru yang disebut orang “cacat” adalah orang yang tidak pernah berprestasi dalam kehidupannya...dan tidak pernah bersyukur untuk memperjuangkan Impian dalam kehidupannya..

“Alhamdulillah, aku telah bersyukur ya Alloh”...banyak diantara kita yang mendefinisikan syukur dengan begitu gampang... Namun, lain di mulut lain di hati..seringkali hati kita tak semudah bersyukurnya lidah yang seringkali “berbohong” mengatakan “saya hambamu yang sudah bersyukur Ya Alloh”..Padahal belum nampak rasa syukur kita dalam perilaku..lebih-lebih dalam berprestasi menggunakan segala karunia berupa kesempurnaan tubuh ini...

Adik-adik kita yang diberi karunia berupa “tuna rungu, wicara dan down syndrom” ini memberikan kita pelajaran bahwa seperti itulah bentuk Syukur yang harus kita lakukan di hadapan Alloh...Bersungguh-sungguh!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar