Minggu, 18 Maret 2012

Di kala usia muda...



By : Dinar Apriyanto

Sebuah pemandangan suatu sore, tepatnya di sebuah gang samping sebuah kampus ternama di Yogyakarta, seorang mahasiswa berbadan cukup tinggi, berjalan kaki melintas trotoar sambil menggendong tas hitam di punggungnya, dan dua tangannya menyangga dua boks besar transparan yang bila dicermati dengan seksama tampak bahwa dua boks besar itu adalah bekas wadah donat...oh, ternyata mahasiswa ini habis berjualan donat di kampusnya. Dengan tegap, dia berjalan di tengah lalu lalang mahasiswa/i lain yang tampil lebih trendy dan gaul dibanding cara berpakaian mahasiswa ini. Wajahnya tampak sayu, gurat lelah di keningnya tak mampu ia sembunyikan saat ia berjalan di bawah sorotan sore matahari dari arah barat, namun senyum ‘kepuasan’ tampak dari bibirnya yang saat berpapasan dengan saya terlihat tersenyum. Saya tak tahu pasti, mungkin dalam pikirannya sedang menghitung rupiah demi rupiah yang berhasil dia kumpulkan hari ini di tiap sebiji donat yang berhasil ia jual.Kepuasan yang tak terbeli, pengalaman yang tak diobral dan keberhasilan hari ini yang telah dia capai bercampur menjadi sebuah mentalitas positif yang kelak akan membedakan ia dengan mahasiswa lain se-usianya. Hmm bila mahasiswa itu konsisten dengan ‘usahanya’ saya yakin suatu saat dia akan menjadi seorang pengusaha sukses...kata saya dalam hati...

Tak jauh dari pemandangan mahasiswa yang membawa dua boks besar bekas donat itu, kira-kira seratus meter jaraknya, saya melintas di depan sebuah kos mewah bersebelahan gang dengan gang sebelumnya, tampak mobil-mobil berjejer rapi didepan kos itu, tepat di depan arah saya melintas, sebuah mobil sedan mewah tampak baru sibuk memparkir-kan mobilnya, dan ketika pintu mobil dibuka, muncul seorang pemuda berbadan tegap atletis, berkulit sawo matang, yang saya taksir usianya 20 –an keluar dari sebuah mobil sedan mewah dan berpakaian ala atlet NBA lengkap dengan sepatu basket nya “...wah..wah...pasti pemuda ini akan orang kaya” gumam saya dalam hati tampaknya dugaan saya tak berlebihan, karena memang kawasan ini terkenal dengan kawasan orang-orang borjuis yang rata-rata ‘tarif’ kos-kosannya hanya mampu dibayar oleh orang-orang berduit...,dilihat dari cara berpakaiannya, jelas, dia sedang akan menyalurkan hobi-nya olahraga basket, tentu tak sekedar olahraga basket biasa, karena pemuda ini sangat memperhatikan detail penampilannya saat akan berolahraga, ya..Gaya hidup....kurang lebih seperti itu.. benar-benar pemandangan yang 180 derajat berbeda dengan pemandangan yang saya lihat sebelumnya... namun ada kesamaannya pemuda inipun menyembulkan senyum di bibirnya, hampir-hampir tak berbeda dengan mahasiswa yang saya temui sebelumnya, namun yang membedakan adalah pemuda ini tak menampakkan gurat kelelahan di wajahnya..”yah, karena memang sangat beda kondisinya, yang tadi jalan kaki, yang ini naik mobil sedan mewah”, pikirku dalam hati...

Tentu dua pemandangan ini mengandung hikmah, masa muda adalah saat menentukan untuk masa depan. Memilih untuk bersakit-sakit dahulu atau bersenang-senang dahulu...semuanya mengandung resiko. Selain itu berbagai macam pilihan hidup disajikan dengan begitu nikmatnya. Sesekali kita akan berusaha mencicipinya, lalu diam-diam memuntahkannya. Bingung, saking banyaknya pilihan bahkan sering kita kemudian mencoba-coba banyak hal hanya untuk menghabiskan waktu. Ah, kalau yang ini sia-sia namanya. Di saat muda pula, terkadang sulit menjatuhkan pilihan... ketika sebuah pilihan akan ditetapkan maka kebimbangan-pun menyeruak saat itu juga, pilihan yang seringkali dianggap buah simalakama seringkali membuat kita disibukkan untuk bingung memilih diantara banyak pilihan di usia-usia muda...foya-foya, sukses akademik, main sepuasnya, mengembangkan hobi....Ah begitu banyak pilihannya, hingga kadang justru kaki kita justru tak tergerak kemana-mana, pusing dengan pilihan sendiri... Namun tak bisa dipungkiri, bahwa pilihan kita di usia muda akan menentukan kelak menjadi siapa kita di masa depan nanti, Sukses atau Gagal...dihormati atau di’caci maki’...berdiri tegak atau tertunduk malu... kelak hanya akan menjadi akibat dari yang kita kerjakan dan kita pilih dimasa muda kita...

Bila saat masa muda kita bergelimang berbagai macam fasilitas seperti mobil, gadget, kartu kredit, uang cash setiap hari, dan barangkali seabreg fasilitas lain yang berasal dari kantong babe dan nyokap...maka fasilitas itu tentu tak selamanya bisa kita ‘nikmati’, suatu saat kenikmatan itu akan ‘hilang’ dari tangan kita,baik dalam kondisi kita siap ataupun tidak siap, mau ataupun tidak mau, terpaksa ataupun tidak...Memilih untuk berusaha berdiri dengan kaki sendiri di usia muda tentu merupakan pilihan yang tepat, karena kehidupan kita bagaimanapun juga akan menjadi tanggung jawab diri, bukan orang lain. Orang tua suatu saat akan ‘sepuh’ dimakan usia, harta suatu saat akan habis ‘dimakan’ si empunya, kesehatan suatu saat menurun tergerogoti penyakit, waktu suatu saat akan sempit termakan aktivitas...Maka berdiri dengan kaki sendiri di saat muda akan mengajarkan kita banyak hal, kemandirian, tanggung jawab, kedewasaan dan tentunya kepercayaan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar