Senin, 14 November 2011

MENEMBUS BATAS KEMAMPUAN

Dalam sebuah pelatihan, seorang trainer melontarkan sebuah pertanyaan kepada seluruh peserta yang ada di dalam ruangan tersebut.
“Bagaimana cara menjinakkan gajah di afrika?”
Saya yakin diantara anda banyak yang akan memberikan berbagai macam alternatif jawaban. Ketika pertanyaan ini di ajukan, ada berbagai macam jawaban yang muncul dari peserta, diantaranya ada yang menjawab: dipanggilkan pawangnya, disayangi, diajak jalan-jalan, diberi makan dan masih banyak lagi jawaban kreatif lainnya. Dari beberapa jawaban yang dilontarkan tadi, sebenarnya masing-masing peserta sudah mengarah pada jawaban yang semestinya namun masih kurang lengkap. Trainer tersebut kemudian mencoba membantu memberikan jawaban yang sebenarnya. Di afrika, beberapa gajah liar yang akan dipelihara maka terlebih dahulu, gajah-gajah itu akan melalui proses penjinakan. Pertama pawang gajah akan mengambil senapan dan kemudian menembakkan senapan bius ke arah gajah. Setelah pingsan, gajah kemudian ditarik menuju pohon terdekat dan diikat dengan menggunakan rantai pada keempat kaki nya. Ketika gajah siuman kira-kira apa yang terjadi? Dia akan berusaha lari dan kemudian terjatuh. Kenapa ? Karena kaki gajah tadi terikat dengan rantai besi yang ada di kakinya. Gajah untuk kedua kalinya berusaha lari lagi, namun yang terjadi tetap sama. Upaya ini terus menerus dilakukan sang gajah, berusaha lari, jatuh, berusaha lari, jatuh terus.sehingga dengan segenap pengalamannya, sang gajah menyimpulkan bahwa dirinya akan jatuh kembali dan dirinya menganggap akan terjatuh kembali bila dia akan berusaha lari. Ketika sang pawang melepas rantai-rantai yang ada di kaki gajah tersebut, maka ditemuilah gajah dengan dirinya yang sudah jinak, tidak lari dan menurut apa yang diperintahkan pawangnya.
Barangkali cerita di atas tersebut menggambarkan pula perilaku manusia yang pikirannya masih terbelenggu seperti gajah tadi. Dalam hidup kita, bisa jadi rantai gajah tersebut sudah melemahkan diri kita dan membuat diri kita merasa tidak ada artinya dan tidak lagi berarti untuk melakukan hal-hal hebat yang sebenarnya bisa kita lakukan, namun karena belenggu rantai besi yang ada di kepala kita sendiri yang belenggu itu kita ciptakan sendiri, maka membuat diri kita semakin lemah dari waktu-ke waktu. Kualitas hidup kita tidak meningkat dan kemanfaatan kita untuk orang lain menjadi semakin berkurang. Hidup kita dipenuhi keluhan dan jauh dari rasa bersyukur. Bukankah dalam Hadist disampaikan bahwa orang yang paling berguna adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Merasa diri bodoh, tidak berarti, miskin, pendidikan rendah, dilahirkan cacat, adalah sebuah rantai gajah yang bisa membelenggu potensi kita sebenarnya.Maka carilah dalam diri kita, apa saja yang sampai saat ini masih menjadi rantai gajah dalam diri kita yang bisa melemahkan potensi yang sudah Alloh anugerahkan kepada diri kita.
Apakah anda pernah mengamati hewan kecil yang bernama kutu anjng? Sebuah eksperimen dilakukan dengan menggunakan kutu anjing sebagai sampel objek penelitianya. Ada satu hal yang menarik pada kutu anjing, hewan ini bisa melompat 300 kali dari tinggi tubuhnya. Kutu anjing dimasukkan dalam kotak korek api. Setelah beberapa saat, kutu anjing dikeluarkan dari kotak korek api, maka kutu tidak lagi mampu melompat 300 kali dari tinggi tubuhnya, namun lompatan kutu hanya setinggi kotak korek api. Kenapa seperti itu? Karena ternyata kutu anjing mengira dirinya masih berada di dalam kotak korek api tersebut, sehingga dia berusaha melompat tidak lebih tinggi dari tinggi kotak korek api, padahal kemampuan melompat si kutu seharusnya jauh lebih tinggi. Dalam diri kita, bisa jadi ada kotak korek api sebagai lingkungan eksternal kita yang menghambat kita selama ini untuk bergerak jauh melebihi potensi sebenarnya yang bisa kita lakukan. Atasan, keluarga, kondisi ekonomi, teman, bisa jadi menjadi kotak korek api yang menghambat kemampuan dan gerak langkah kita sehingga kualitas hidup kita menjadi biasa-biasa saja.
Maka segera lepas rantai gajah yang ada di dalam diri kita dan tembuslah kotak korek api yang berada di sekitar kita. Karena Alloh sudah memberikan segalanya yang terbaik untuk diri kita.

1 komentar: