Senin, 28 November 2011

Baru 18 tahun sudah sakit jiwa....ck..ck !!


Oleh: Agus Sholikin*
*Pendidikan Dokter FK UNS

Sdr. Ilham (bukan nama sebenarnya), 18 tahun, laki-laki, pelajar SMU kelas III, dibawa ke UGD Rumah Sakit Jiwa oleh kedua orang tuanya karena 3 hari tidak tidur, bicara sendiri, mondar-mandir, dan ingin pergi dari rumah. Dari hasil autoanamnesis diketahui bahwa pasien sering mendengar suara seorang laki-laki yang menyuruhnya
pergi dari rumah. Pasien juga merasa dimusuhi oleh teman-teman dan tetangganya. Menurut orang
tuanya, saat ini pasien sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir nasional,
sehingga mereka menduga pasien mengalami stres yang berat. Dari riwayat keluarga
diketahui bahwa adik laki-laki ibunya juga pernah gangguan serupa.


Yah, mumpung saya masih hangat dalam mempelajari ilmu penyakit jiwa, maka saya sajikan topik kejiwaan remaja pada kesempatan kali ini. Eitz guys, jangan berpandangan negatif terlebih dahulu dengan kata-kata kesehatan jiwa ya! Semua orang di dunia ini dari anak-anak sampai dewasa, dari muda hingga tua pasti berhubungan erat dengan kesehatan jiwa, baik jiwa yang sehat maupun sedang terjadi gangguan.
Coba Anda pahami skenario yang saya nukilkan di atas. Ilham remaja SMA mendengarkan suara panggilan agar pergi dari rumah, merasa dikucilkan oleh teman, dan ganguan lainnya. Usut-diusut Ilham ternyata sedang dalam masa mempersiapkan ujian nasional. Jadi Geje alias ga jelas gitu dech si Ilham. Nah lho..Ilham terkena stressor kali ya? Bagaimana sih kok bisa begitu?
Oke.tenang, sabar, mari kita bahas bersama. Nah dari hasil telaah teori ilmu klinis, skenario tersebut di atas menunjukkan bahwa Ilham mengalami sakit Schizofrenia...
Keadaan jiwa remaja yang masih belum matang dan labil menjadi sangat menunjang terjadinya gangguan jiwa ketika remaja memperoleh stressor negatif yang kuat. Parahnya daya filter dan defend remaja ini masih kurang..jadi keok deh kejiwaannya...


Jiwa Itu Letaknya Dimana Sih?
 Tadi sudah saya sedikit utarakan terkait gangguan jiwa schizofrenianya si ilham..Nah sekarang saya akan mengenalkan terkait jiwa manusia, ya termasuk jiwa saya dan Anda juga.
Jiwa atau kita sebut kalbu atau kita sebut hati sebenarnya bukanlah organ hati atau pun jantung. Baru tahu ya? Organ hati itu fungsinya untuk metabolisme, detoksifikasi, dll. Sedangkan organ jantung fungsinya untuk memompa darah. Padahal kalbu atau hati kita pastilah berhubungan erat dengan perasaan, suasan hati, emosi, tentram, semangat gitu kan. Nah lalu dimana jiwa itu sebenarnya?

Menurut literatur dan pernyataan dari guru besar ilmu penyakit jiwa FK UNS Prof. Dr. H. Muhammad Fanani, Sp. KJ (K), jiwa atau kalbu manusia adalah sistim limbik di otak manusia. Nah ini tabel organ-organ yang menyusun sistim limbik.

Sistem limbik
Fungsinya
Diensefalon
Area sentral otak yang mengontrol emosi dan perilaku. Area ini membentuk inti sentral forebrain.
Hipotalamus
Merupakan bagian utama dari diensefalon. Bagian kecil dari otak yang memegang komando penting dalam pengatutan kelenjar ( master gland). Ia memegang peranan penting dalam sistem limbik; ia menginisiasi ekspresi fisik terkait emosi.
Girus singulat
Lipatan permukaan korteks serebri yang terlibat dalam reaksi emosi terhadap bau dan nyeri. Ia juga mengatur perilaku agresif
Amigdala
Struktur yang berbentuk buah almon dan terletak di bagian dalam lobus temporalis. Ia berperan dalam menghubungkan emosi dari berbagai memori atau situasi. Selain itu, ia berperan dalam pembelajaran rasa takut (learning fear).
Hipokampus
Struktur yang terletak dalam lobus temporalis. Tugas utamanya adalah dalam memori

Baik setelah semua frekuensi kita sama yaitu menyepakati bahwa kalbu/jiwa kita itu adalah sisim limbik dan dengan perincian jelas di tabel tersebut, kita akan membahas zat-zat yang terkadung di otak yang terlibat dalam pengaturan jiwa kita. Nah lho..apalagi nih?
Zat-zat tersebut dinamakan neurotransmitter.

Zat Kimia Ajaib Itu Bernama Neurotransmitter
Nah ada 3 neurotransmitter yang sangat berpengaruh dalam pengaturan jiwa/kalbu terutama suasana hati/mood dan semangat. Yaitu serotonin, norepinefrin, dan dopamin.



Serotonin bertangung jawab mengenai impulse dan nanti juga ada hubungnnya dengan kontraksi. Nah jika seortonin ini tinggi maka tubuh menjadi susah dikendalikan, agressive sex pun juga bisa meningkat. Dopamin bertanggungjawab  mengenai drive/gairah/semangat untuk bergerak dan aktif. Nah jika dopamin turun maka akan menjadikan diri ini menjadi malas. Norepinefrin (NE) bertanggungjawab mengenai kewaspadaan. Jika NE turun maka bisa jadi sebagai orang yang ngantuk melulu. Nah kalau mood itu dipengarugi ketiganya yaitu NE, dopamin, dan serotonin.

Semua komposisi tersebut harus seimbang jika ingin dibilang ehat jiwanya. Semangat terjaga, motivasi ada, rajin, waspada, dll. Nah jika Anda malas, tidak bergairah, ngantukan terus, lemas, malas, suntuk, cemberut terus, kurang konsentrasi, berarti Anda telah mengalami GEJE (gangguan jiwa). Nah kadang-kadang jika karena stress, suntuk kadang ga nyambung nah itu juga kena GEJE (ga jelas) yang mana predikat ini akan diberikan oleh orang sekitar anda.

Jadi GEJE (gangguan jiwa) memang merupakan keadaan negatif tapi jangan terus dikategorikan gila atau hilang akal. Karena GEJE seperti malas, suntuk masih bisa dikendalikan bukan? Mungkin GEJE-nya si Ilham (Schizofrenia) kelihatannya memang cukup berat tetapi itu masih bisa disembuhkan bahkan hilang tanpa bekas, tentu dengan sarat-sarat tertentu.

TIPS: Tindakan Preventif GEJE (Gangguan Jiwa)
Input dari luar bisa negatif maupun positif. Begitu pula stressor ada pula stressor negatif atau pun positif. Stressor-stressor negatif inilah yang rentan mengganggu kesehatan jiwa.
Perlu Anda ketahui bahwa dalam proses memori kita melibatkan kunci ion Mg2+ . Yang mana ion Mg2+ itu susah untuk terbuka. Nah ketika terbuka maka memori bisa masuk. Itulah mengapa banyak diantara kita yang belajar perlu diulang-ulang agar hafal. Hal tersebut dimaksudkan agar kunci ion tersebut segera terlepas dan memori dapat masuk.
Permasalahan yang timbul ternyata adalah stressor negatif seperti masalah menumpuk, pengucilan, ketakutan, ejekan lebih mudah membuka kunci ion Mg2+ sehingga lebih mudah tertancap sebagai memori dari pada stressor positif.
Memang unik dan luar biasa pengaturan sistem limbik di tubuh kita ini. Berikut tips-tips yang saya tawarkan ke Anda  biar ga GEJE akibat stressor negatif:
1.      Kurangi Input Stressor Negatif
Hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa positive thinking, gembira, khusnudzon, dan bersemangat. Nah seandainya memang input memang negatif seperti terkena musibah, tidak lulus ujian maka tindakan yang tepat adalah merubah mindset kita dengan mengambil posisi progressif bukan rekatif, ambil hikmahnya, dan senantiasa bersyukur.
2.      Mencari Suasana Positif
Caranya ya dengan ikut forum-forum motivasi, bergaul dengan orang-orang prestatif, berkumpul dengan orang-orang sholeh.
3.      Perbanyak Ibadah
Suasan sholat itu adalah suasan kondusif yang dapat memberikan ketenangan dan kekhusyukan jika terpenuhi rukun-rukunnya. Maka saya sarankan perbaiki kualitas sholat wajib dan shunnah, perbanyak kuantitas sholat sunnah seperti dhuha dan qiyamul lail. Perbanyak pula membaca Alqur’an, nikmati huruf demi huruf, selami keindahan ayat demi ayat.
4.      Ikuti Majelis Ilmu
Salah satu fadhillah atau keutamaan majelis ilmu adalah majelis dicucuri rahmat dan diberi kesakinahan (ketenangan dan ketentraman). Nah hal ini bisa menetralisir stressor-stressor negatif yang bisa mebuat jiwa kita terganggu.

Oke, bagi Remaja harapan Bangsa stay calm, be positive, and religious and
say no to GEJE, J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar