Rabu, 14 Desember 2011

Belajar...manfaat..semangat!



by : Dinar Apriyanto
MANFAAT BELAJAR

Kebutuhan Belajar

            Sejak SMP hingga SMA kamu sudah belajar mengenai pelajaran Bahasa Inggris, namun coba kita ingat apakah kita bisa berbicara dalam bahasa Inggris ? Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dilontarkan oleh seorang dosen di sela-sela aktivitas perkuliahannya, kalau dipikir-pikir memang benar juga, kita sejak dulu diajari bagaimana dan apa itu Bahasa Inggris. Granmar, structure, tenses, namun kebanyakan siswa masih kesulitan bila disuruh untuk ngomong dalam Bahasa Inggris. Hal ini karena kita memahami pelajaran itu hanya sebatas teori saja, sehingga ketika pelajarannya sudah usai, maka usai juga proses belajar kita. Tapi sekarang kita coba bandingkan dengan anak SD yang ada di Negara Inggris, kenapa dia bisa memiliki ketrampilan berbicara Bahasa Inggris dengan sangat lancar. Itu karena dia hidup di lingkungan yang menggunakan Bahasa Inggris, sehingga mereka terbiasa mengucapkan. Dalam kehidupan anak SD yang ada di Inggris, berbicara dalam bahasa Inggris menjadi sebuah kebutuhan, sehingga mereka semua fasih berbicara Inggris. Was...wes...wos.... kalau di Negara Inggris gak bisa ngomong bahasa Inggris, gimana nanti kalau tersesat, gimana kalau mau nyari toilet pas kebelet pipis, gimana kalau mau nyari warung pecel? Susah kan! Makanya di Negara inggris, ngomong dalam bahasa inggris adalah menjadi sebuah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi.
            Nah, sekarang coba kita ibaratkan proses belajar kita seperti perumpamaan tadi. Kesadaran bahwa Belajar itu sebagai sebuah kebutuhan akan membantu diri kita memahami berbagai ilmu sebagai sesuatu yang sangat berarti bagi kita. Seperti halnya kamu menganggap uang 100 ribu yang sangat berarti bagimu, maka kamu akan berusaha menyimpannya sangat hati-hati. Taruh dalam dompet lalu masukkan dalam saku celana. Dan setiap saat kamu memastikan kalau dompetmu nggak hilang. Tuh, contohnya kalau kamu sangat menghargai uang seratus ribu. Disimpan dan sangat dijaga keberadaannya. Begitu juga dengan ilmu saat kamu belajar. Ilmu nilainya lebih dari sekedar uang yang ada di dompetmu. (Lho kok bisa?) Jelas bisa, karena dengan ilmu yang kamu miliki, kamu justru akan mampu menghasilkan uang. Dan nggak cuma itu, dengan ilmumu, kamu akan banyak mempunyai kesempatan untuk beramal baik. Nggak rugi kok, kamu belajar giat dan benar-benar mengikat ilmu yang kamu pelajari. Kita butuh belajar karena kita nggak ingin jadi seperti tikus percobaan. (Ha!! Apa hubungannya ya?) Hubungannya sangat erat. Bahkan sulit dipisahkan?? Maksudnya? He..he bercanda...Kalau kamu pernah melihat tikus putih percobaan, (ada yang takut nggak?) Ternyata, tikus itu memiliki susunan usus yang mirip dengan usus manusia. Dan inilah alasan kenapa tius putih seringkali digunakan sebagai bahan percobaan di Laboratorium. Tikus itu jelas nggak berilmu (kecuali tikus dalam Tom and Jerry yang bisa mikir!). Kalau dia diberikan segala macam makanan, pasti akan dia makan. Padahal, hampir sebagian besar makanan yang diberikan itu membahayakan dirinya bahkan bisa menyebabkan wafat. (Eh...kematian alias Game over). Tentu saja karena si Tikus nggak pernah belajar dan nggak punya ilmu, jadi, mudah saja ditipu oleh manusia. He....he..kasihan deh si Tikus. Makanya, kalau nggak mau ditipu orang lain, kamu kudu belajar. Saya ulangi lagi..B..E..L..A..J..A..R!

TIPS
            Kalau pengin belajarmu memiliki nilai yang lebih bermakna bagi dirimu, Yuk kita perbaiki bersama-sama cara belajar kita, caranya seperti apa ya? Ada dua tips yang bisa kita ikuti bersama :
  1. Ketahuilah Manfaat belajar:
               Kata Bu Guru..kalau kita belajar, maka kita nanti jadi orang pandai. Dan enggak bodho kayak Kebo! Alias Rajin pangkal Pinang...eh...Pangkal Pandai. Saya yakin, kamu udah sering dengar kata-kata kayak tadi. Tapi, apakah kita sudah benar-benar tahu makna sebenarnya di balik itu. Coba kamu perhatikan! (Maksudnya apa? Apa dibalik jadi begini ya?...Pandai Pangkal Rajin). Maksudnya bukan dibalik begitu. Tapi kita lihat maknanya. Saya coba contohkan seperti ini. Kamu pasti pernah melihat mobil tamiya yang berjalan tanpa jalur yang ada kan? Nah, sekarang bayangkan. Bagaimana kira-kira jalan mobil tamiya tersebut? Hmm..benar mobil itu akan berjalan lurus ke depan, namun lama-lama membelok dan terus membelok sehingga menabraklah tamiya itu di dinding dan barulah tamiya itu berhenti. Lalu sekarang bayangkan dan bandingkan dengan mobil tamiya yang dijalankan seorang anak dengan menggunakan jalur khusus. Tidak diragukan lagi, yang ini pasti mobil akan berjalan sesuai dengan jalur yang sudah ada. Tidak melenceng, tidak membelok dan selalu berada di jalur yang sudah ada.
               Dalam belajar, kita juga akan menemui hal yang serupa. Belajar kita bila diibaratkan tidak ada jalurnya atau kita tidak tahu manfaat dan tujuannya, maka kita akan sering keluar dari jalur. Atau kita akan sering merasakan malas, bosan, putus asa, menyerah. Itulah beberapa akibat yang akan kita rasakan bila proses belajar kita keluar dari jalur yang sudah ada. Kita seringkali merasakan malas belajar di saat –saat baru mencoba untuk membuka buku. Ih..rasanya mata ini suangat berat!!! Namun lihatlah....apa yang akan terjadi pada dirimu bila kamu menuruti rasa malas tersebut. Walhasil...bukan buku yang dibaca, tapi bantal yang akan menemani kamu alias ketiduran. Kalaupun tidak tertidur, kamu akan memilih untuk menonton TV atau melakukan aktivitas lain yang menurutmu lebih menyenangkan. Akhirnya jadi melakukan hal-hal yang semakin tidak bermanfaat. Itulah contoh orang belajar tanpa menggunakan jalur atau tanpa mengetahui manfaat dan tujuannya.
            Kalau kamu belajar seperti halnya memainkan mobil tamiya dengan menggunakan jalur, maka semangat kamu dalam belajar, akan selalu hadir, minimal kamu merasakan kecewa kalau setiap detik, menit dan jam yang berlalu tidak kamu habiskan untuk belajar. Cie...ile...Jadi rajin nih ye!! Para ulama terdahulupun sudah banyak mencontohkan semangatnnya dalam belajar. Ulama Besar pencari hadist, Bukhori, harus bertarung dengan panasnya padang pasir dan teriknya matahari hanya demi mendapatkan satu pelajaran hadist saja. Untuk menetapkan satu hadist dinyatakan shahih atau tidak, beliau harus sholat Istikhoroh terlebih dahulu dan harus meneliti kebaikan akhlaq periwayat hadist tersebut dengan detail. Walhasil, sangat lama untuk belajar dan mencari hanya satu hadist saja. Padahal, Subhanallah, berapa Hadist yang sudah berhasil beliau kumpulkan dan beliau pelajari? Wuih, nggak kehitung deh..pakai jarimu. Ternyata perjuangan mereka menuntut ilmu jauh lebih hebat dari kita. Tantangan yang harus mereka lewati jauh lebih sulit dibandingkan kita, namun semangatnya justru jauh lebih dahsyat dibandingkan kita. Sungguh luar biasa, patut kita contoh. Karena Allah sangat memuliakan orang-orang yang berilmu.

2. Berdoalah sebelum memulai belajar. 
            Ngobrol merupakan salah satu aktivitas yang sangat menarik. Bahkan kalau sudah, ngobrol, kita akan lupa daratan. (Maksudnya?) maksudnya adalah lupa waktu, lupa pekerjaan, lupa kalau sedang masak! Wah..jadi gosong nanti. Karena memang ngobrol itu asyik. Apalagi kalau yang diobrolin itu nyambung banget. Tapi nggak boleh ngrumpi lho ya! Dosa gitu!!. Kamu akan merasa garing kalau seharian nggak nbgobrol sama temanmu, atau sama ortumu. Yah, meskipun sekedar menuangkan uneg-uneg. Sampai muneg. Tentunya kamu juga kudu ingat sama Sang Pencipta Allah Azza Wa Jalla. Setiap hari kudu ngobrol sama Allah. Pake ama ya? SMS..? kalau di miskol aja gimana?...eh..becanda kali ya!! Allah itu Sang Maha Melihat diri kita. Nggak usah di SMS, Alloh itu udah tahu keinginan kita. Nah, makanya ngobrolnya sama Allah pake Doa. Apapun aktivitasmu, minumnya.....lho kok malah iklan.
            Kamu mau ngerjain apapun, kamu kudu awali semuanya dengan Berdoa. Mau belajar juga sama aja. Kamu kudu berdoa seperti yang Allah sampaikan dalam QS Thaha 114 : ”Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” . Nah, buka Alquran mu dan cari juga bahasa Arabnya seperti apa. Terkadang rasa berat dan malas selalu mengikuti diri kita, terkadang juga perasaan merasa diri cukup berilmu, juga menyebabkan orang kemudian sulit menerima ilmu. Kamu bisa lakukan tips yang kedua ini. Insya Allah, hati kita akan dilapangkan dalam menerima ilmu dan kita dimudahakan untuk menerima segala hal yang terlihat sulit. Pengalaman yang pernah saya alami yaitu saat Ujian semester, saat itu mata kuliah yang akan diujikan adalah berhubungan dengan hitungan, saya juga tidak begitu yakin dengan diri saya,bahwa saya akan mampu mengerjakan ujian tersebut. Tapi Alhamdulillah, saya selalu ingat pesan dari seorang Ustadz untuk selalu Berdoa. Sebelum memulai mengerjakan ujian bahkan sebelum soal ujian saya buka, saya biasakan untuk berdoa terlebih dahulu. Setelah membaca soal demi soal, Allah ternyata memudahkan saya dalam mengerjakan ujian, meskipun pertama kali saya sendiri tidak yakin dengan kemampuan saya, namun Allah berkehendak lain.
Dalam Q S Al Baqoroh 186 Allah berfirman :  Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Jadi, tunggu apalagi, sekarang juga mulai belajar rajin, dan kalau pas nggak mood mintalah pada Allah, Insya Allah dipermudah urusan kita. Amin

2 komentar:

  1. bagus bagus pengetahuan saya semakin bertambah

    BalasHapus
  2. suatu m0tivasi banget,untuk wawasan yang lebih baik.,tnks gan.,.

    BalasHapus