Senin, 12 Desember 2011

Merubah Paradigma tentang dirimu



Kalau kamu masih ingat waktu masih kecil saat belajar berjalan. Kamu akan teringat, betapa Hebatnya dirimu saat itu. Kamu Menjadi Seorang Pembelajar Yang Tak Kenal Putus Asa. he..he bayi ajaib kali ye?? Coba ingat-ingat juga saat kita belajar berdiri sendiri dan berjalan. Jarang ditemukan bayi yang putus asa, saat belajar berjalan. Apalagi kemudian bunuh diri, kayaknya nggak pernah ada cerita bayi bunuh diri. Begitu juga dengan orang-orang disekelilingnya yang senantiasa mendukungnya...ayo maju terus pantang mundur. Tepuk tangan, dorongan semangat, motivasi, semua itu kita dapatkan dengan gratis dari orang-orang yang ada disekitar kita. Ya, itulah yang kemudian membuat si Bayi terus pantang mundur belajar berdiri dan berjalan. Gedebuk!!...bangun lagi...gedebuk!!.bangun lagi..gedebuk!!...krompyang...he..he...malah senyuman manis keluar dari mulut si Bayi. Dengan kerja keras, akhirnya hasil yang didapatkan pun Luarrrrrrrrr biasa!!! Kita Bisa Berjalan dengan sukses!!!!!! Bahkan ketika pertama kali kita bisa berdiri...semua orang merayakannya...semua orang menyambut dengan gembira.......Hebat!!!! Sehingga sang Bayipun senyumnya merekah dan dalam hati kecilnya berkata ”Wah....alangkah indahnya dunia ini, semua orang memberiku semangat untuk aku belajar, semua orang senang melihat aku sukses belajar, semua orang tidak suka melihat aku putus asa..semua orang sayang padaku.
Tapi semua kejadian itu kemudian jarang kita dapatkan karena kita semakin beranjak besar. Apapun yang kita lakukan kadang justru menjadikan seseorang terpancing untuk berkomentar. Dan tidak jarang komentar yang diberikan adalah komentar negatif. Inilah yang menyebabkan pergeseran nilai positif dalam diri  kita juga semakin besar. Semua cenderung berkata sesuai emosi mereka dan terkadang tidak memperdulikan perasaan kita. Namun, itulah kondisi kenyataannya, kita tidak bisa menyalahkan keadaan. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki reaksi kita terhadap perkataan orang lain.
Cara memandang terhadap sesuatu atau yang sering disebut dengan paradigma. Hati-hati dengan yang satu ini, karena sekali kamu masuk, kamu tidak bisa keluar dengan selamat!!  Maksudnya apa ya? Sebenarnya sedikit hiperbolis sih! Karena memang paradigma ini sangat mempengaruhi pikiran kamu, baik sekarang, nanti, besok atau lusa. Kayak orang mau nagih utang aja!
Saya pernah didatangi oleh teman dekat saya sewaktu di kampus. Teman saya ini, sebut saja Nono, termasuk orang yang hebat, karena dia adalah Mantan Ketua BEM di Fakultasku, tapi hari ini dia kelihatan agak beda. Tangan saya ditarik keluar masjid, lalu dia bertanya serius pada saya,
“eh, kamu punya pekerjaan nggak?” tanya Nono padaku dengan wajah serius
“Lho, memang kenapa?” tanyaku dengan keheranan, karena memang baru sekali ini saya melihat wajah yang kurang semangat dalam dirinya, padahal saya mengenal dirinya orang yang antusiasmenya tinggi. Ternyata, subhanallah, teman saya itu baru butuh biaya untuk menyelesaikan wisudanya, dan biaya yang dibutuhkan lumayan banyak juga untuk seukuran mahasiswa. Saya sedikit bingung dengan kejadian teman saya ini, ingin sekali membantu, tapi kemampuanku mungkin tidak terlalu mencukupi. Lalu saya coba memberikan bantuan yang bisa saya berikan. MOTIVASI. Yap, benar! Selama beberapa menit, saya coba menceritakan ulang kekaguman saya pada dirinya beberapa saat yang lalu ketika dia menjadi Ketua BEM, saya katakan jujur padanya, kalau dia itu orang yang hebat. Tidak semua orang bisa menjadi seperti dia. Punya relasi banyak, pandai bergaul, pandai bercakap-cakap dengan orang yang lebih tua. Santun, cerdas, alim. Lalu saya katakan kepadanya bahwa modal itu yang seharusnya bisa dia gunakan untuk mencari biaya wisuda. Saya tak banyak berkata apa-apa padanya, saya berusaha membangkitkan semangatnya dengan menceritakan hal positif tentang dirinya. Dan Alhamdulillah, berhasil. Sebelum saya berpisah, saya lihat sorot matanya yang berbinar-binar dan saya cukup bisa merasakan kalau dia sekarang sudah bisa melihat hal positif yang ada dalam dirinya.
            Kita memang terkadang memandang diri kita melalui cara dan arah yang tidak tepat. Kalau kita punya kelemahan, kita cenderung fokus dengan kelemahan diri kita. Setiap hari kita sesali dan setiap hari kita renungkan kelemahan kita, sehingga kita kehabisan waktu untuk bisa mengetahui seberapa banyak kelebihan yang sebenarnya ada pada diri kita dan bisa kita gunakan. Karena Allah sudah mengkaruniakan kepada kita kesempurnaan Penciptaan. Seperti firmannya dalam Q.S At Tiin 95 : 4  
Dan Allah juga sudah mengkaruniakan kepada kita kelebihan dan kelemahan sebagai seorang manusia. Seperti dalam firmannya QS. Asy Syams : 8
 Allah sudah mengilhamkan kepada kita semua potensi baik dan buruk. Tinggal pilih! Manakah yang ingin kamu kembangkan? Yang jelas, setiap pilihanmu pasti ada konsekuensinya. Kalau kamu ingin mengembangkan potensi baikmu dalam belajar, maka resikonya kamu jadi Orang Cerdas. Kok resiko ya? Maksudnya sih hasilnya!, Tapi kalo kamu ingin mengembangkan potensi burukmu, maka kamu bakal Longa-longo kayak Kebo pakanane suket ijo (maksudnya: Longa-Longo kayak Kerbau makanannya rumput hijau…itu bahasa Indonesianya!)
Jadi, sekarang kamu harus yakin dengan kemampuanmu. Dalam belajar, kamu juga perlu memiliki keyakinan kalau kamu punya potensi menjadi Seorang yang Cerdas. Hanya saja saat ini mungkin kamu belum menemukannya. Tapi Insya Allah dengan usaha dan kerja kerasmu, kamu akan menemukan kecerdasanmu. Tinggal menunggu waktu saja. Biarkan waktu yang akan menjawab! Kok jadi kayak nyanyian ya?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar