Kamis, 29 Maret 2012

Dahulukan yang Utama...


By : Dinar Apriyanto

Dalam sebuah kunjungan saya di suatu sore di sebuah Perguruan Tinggi terkenal di Kota Pelajar, suasana sore itu tampak begitu riuh. Lalu lalang mahasiswa dan mahasiswi dengan berbagai penampilan dan gaya, mereka bergantian melintas di depan saya yang berjarak satu langkah tepat, di sebuah teras sebuah gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa. Beberapa mahasiswa tampak dibalut jas almamater. Memori saya kemudian teringat pada aktivitas yang pernah saya lalui dulu semenjak masih menginjak bangku S1. Gaya, tingkah, polah, keasyikan, hampir tidak ada beda-nya dengan yang saya lalui saat itu dengan yang saya lihat sore itu.
Ketika mendung mulai berubah menjadi titik-titik air hujan berintensitas tinggi, suasana lalu lalang para mahasiswa itu berubah menjadi ajang lomba lari. Beberapa berteduh menyelamatkan diri dari basah, sebagian mahasiswa justru memilih menyelamatkan barang-barang berupa meja, kardus, dan beberapa pernak-pernik papan informasi dari styrofoam. Suasana sibuk menyergap mendadak do sore itu. Ada rasa takjub yang muncul dalam diri saya, melihat ‘perjuangan’ para mahasiswa itu dalam mengadakan sebuah event hingga memberesi event sampai selesai hingga harus rela kehujanan. Sungguh, jiwa patriotik seperti yang pernah kita pelajari di pelajaran Pancasila saat SD yaitu rela berkorban tanpa pamrih...ya, inilah wujud jiwa patriotik sesungguhnya yang ditunjukkan para mahasiswa itu.

Sembari menunggu kehadiran sahabat saya, saya masih duduk di teras gedung itu sambil tetap mengamati kesibukan aktivis kampus yang kini sebagian besar sudah masuk ruangan-ruangan kecil di gedung itu. Ruangan-ruangan berjendela kaca yang nampak jelas dari luar itu begitu kental menggambarkan suasana ekspresif, seru dan enerjik.  Motto-motto perjuangan ala mahasiswa terpampang dengan tegas di dinding-dinding ruangan yang ber-aneka warna. Beberapa mahasiswa tampak berkumpul dan asyik bercerita. Tak sedikit yang membentuk lingkaran dan menyanyikan yel-yel khas organisasi mereka masing-masing. Suasana tiba-tiba berubah riuh dan heboh..

Pandangan saya berpindah ke arah sebuah ruangan kecil di pojok gedung itu. Tembok bercat putih itu menampakkan dengan jelas suasana dalam ruangan yang dihuni beberapa gelintir mahasiswa. Saya amati dengan seksama, Satu orang mahasiswa maju ke  depan, diikuti  mahasiswa lain berdiri di belakangnya, mereka berbaris bershaf...hampir terbentuk tiga shaf.Ternyata mereka sholat berjamaah. Namun, melihat sinar matahri yang sudah mulai meredup, saya penasaran jam berapa sekarang. Saya rogoh kantong saku celana, saya ambil handphone dari saku saya. Saya lihat jam berapa sekarang. Ternyata jam menunjukkan pukul 17.40. Saya bingung, sholat jam segitu, sholat apa ya? Kalau sholat Ashar sudah hampir habis waktunya, beberapa ulama berpendapat sudah habis waktu Ashar bila jam segitu baru sholat ashar. Kalau sholat maghrib, belum masuk waktunya...

Pembaca yang budiman, saya lalu teringat akan pesan dalam sebuah buku motivasi yang Sangat terkenal di dunia dan di negara kita. “The Seven Habits”, salah satu pesan dalam buku itu adalah milikilah kebiasaan “Dahulukan Yang Utama”... mungkin dalam buku ini tidak dibahas mengenai urusan sholat, namun sebagai seorang muslim, kita harus pandai membuat skala prioritas dalam segala kesibukan yang kita lakukan setiap hari. Sesibuk apapun kita, tak pantas rasanya menomorduakan ibadah apalagi tidak ada udzur bagi kita untuk mengundurkan waktu sholat. Berprofesi sebagai apapun kita saat ini, mahasiswa,murid, guru, dosen, dokter apapun, pasti kita akan sangat sibuk dengan berbagai macam aktivitas. Namun aktivitas itu jangan sampai mengalahkan kualitas ibadah kita di hadapan Sang Maha Pemberi Kehidupan...Marilah kita perbaiki kualitas ibadah kita dihadapan Alloh setiap saat agar kita semakin dicintai-Nya dan dikabulkan impian-impian kita di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar