Kamis, 18 Juli 2013

SETAHAP DEMI SETAHAP
By : Wall Uyo
Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang Insya’Allah dirahmati Allah, sudah menjadi fitrah diri kita bahwa kita akan selalu mengalami proses, dari mulai kita dilahirkan, tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa dan hingga sampai tua ataupun mati. Masih banyak proses-proses lagi yang lainnya yang tentunya kita temui, misalnya seperti proses pendidikan, membangun usaha, membangun rumah tangga (sok-sokan, padahal belum) dan lain sebagainya tak terkecuali dalam kita memperjuangkan  jalan Islam yang kita pegang.
Proses yang kita jalani baik yang alami (sudah menjadi fitrah) ataupun yang kita kehendaki, tentunya tidak lepas dari tantangan-tangtangan didepannnya. Nah, kali ini akan saya coba bahas tentang salah satu proses yang menjadi kwajiban kita sebagai seorang Muslim, yaitu menuntut ilmu. Tentunya sahabat-sahabat pembaca sudah sangat hafal dan mengerti dalil berikut ini “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam.” Sudah menjadi keharusan bagi setiap kita menuntut ilmu dan yang paling utama adalah ilmu dien. Nah, dalam mencari ilmu agama, ada tahapan-tahapan yang harus kita jalani agar ilmu yang kita dapat dapat semakin bermanfaat. Apa saja tahapan itu? Mari kita simak :
Pertama, Mencari Ilmu
Tahap pertama yang harus kita jalani adalah mencari ilmu itu sendiri. Banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh untuk mendapatkannya baik formal maupun non formal. Misalnya : sekolah, Madrasah, kajian, baca buku, internet dll. Yang kesemua itu Insya’ Allah ada dan mudah kita dapatkan di sekitar kita. Rasanya hari gini sudah ndak layak ada pertanyaan “Aku mau ngaji, tapi dimana?”
Kedua, Mengamalkan Ilmu
Setelah ilmu kita dapatkan, apakah cukup kita simpan saja? Tentu saja tidak,bukan? Ilmu yang kita terima dan kita simpan baik dalam pikiran ataupun catatan, haruslah kita amalkan agar semakin berkah ilmu tersebut.
Ketiga, Mendakwahkan Ilmu
Ilmu yang kita miliki akan semakin berkah jika kita mau mendakwahkan, dari sekedar kultum, ngisi pengajian, atau ngajar TPA atau menjadi Guru Agama dll. Semua itu bisa menjadi ladang kita mendakwahkan ilmu. Sahabat tentu juga hafal kalo Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu dari amal yang tidak akan terputus walaupun kita sudah mati. Hemmm… Luar biasa.
Keempat, Sabar
Nah, satu hal ini yang sering kita tinggalkan dalam berdakwah. Terkadang kita sudah merasa sering mengajak sodara kita shalat ke masjid misalnya, tapi belum juga berhasil, kadang muncul dari lisan kita “Ah, males ngajak terus, gak pernah mau.” Atau dengan adik-adik TPA yang kita ajar “Diajari dari gundul sampai gondrong gak mudeng-mudeng.” Dan contoh yang lainnya. Kesabaran mutlak dibutuhkan dalam kita berdakwah agar orang yang kita ajak atau sekedar kita ingatkan tidak merasa tersinggung dan tentu dengan harapan mau menerima apa yang kita sampaikan.
Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, pertanyaan untuk diri kita, sudah sampai manakah tahapan yang disamapikan diatas kita lalui? Belum terlambat kalopun kita masih berada di tahap yang pertama, masih ada waktu, Insya’ Allah.
#Saya, Wall Uyo. Salam Ramadhan

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com



Senin, 15 Juli 2013

MEMBANGUN KARAKTER DENGAN CERITA
By : Wall Uyo

Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang semoga senantiasa bergerak maju mengoptimalkan anugerah potensi yang ada dalam diri kita. Apa kabar sahabat hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, kalo semua orang ditanya “Apa anda suka mendengarkan cerita?” barang kali mayoritas dari kita akan menjawab “Ya”, terlebih cerita yang kita dengarkan itu sebuah cerita yang menarik, menginspirasi, ataupun sekedar menghibur. Bahkan obrolan kita juga akan semakin renyah kalo kita juga saling bercerita dengan semangat. Cerita adalah sebuah media untuk menyampaikan pesan yang dapat diterima oleh semua kalangan, dari anak-anak, remaja sampai dewasa. Lebih dari itu, cerita-cerita yang sering kita dengar atau kita baca disadari maupun tidak akan membentuk karakter si pendengar atau pembaca. Hemmmm… luar biasa bukan.
Coba kita tengok di negeri kita ini, kata orang, penduduk Minang suka merantau, bisa jadi karena mereka terinspirasi cerita Maling Kundang yang sukses di Perantauan. Lagi, Kenapa di Tanah Jawa banyak kasus tentang Pornoaksi maupun pornografi? Bukan tidak mungkin karena cerita/dongeng tentang Jaka Tarub. Bisa dibayangkan kan gimana imajinasi seseorang yang mendengar cerita tentang Jaka Tarub yang mengintip bidadari yang sedang mandi dengan mengendap-endap kemudian mencuri selendangnya? (Sahabat pembaca gak usah membayangkan aja yah?) Nah, kalo itu cerita yang sudah cukup tua. Bagaimana dengan cerita-cerita masa kini yang disajikan melalui robot hebat yang memungkinkan kita melihat dunia ini yang bernama Televisi? Hemmm…rasanya ndak kalah berpengaruh, bahkan lebih parah, karena bukan hanya mempengaruhi pola pikir, tetapi juga pola bergaul, berpakaian dll. Hemmm…..
Lalu pertanyaanya “Apa kita tidak boleh bercerita dalam mengajarkan sesuatu?” Tentu saja boleh, di atas sudah dibahas bahwa cerita adalah media yang cukup efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, tinggal pandai-pandanya kita mengambil sumber cerita dan mengemasnya agar menjadi menarik. Tak perlu khawatir mencari referensi sumber cerita, karena di dalam Al Qur’an banyak sekali cerita yang dapat kita kutip sebagai media kita menyampaikan pesan. Begitu juga dengan Hadits, Sirah Nabi dan juga cerita sahabat-sahabat terdahulu. Kalaupun cerita harus dikarang sendiri, sebisa mungkin jangan sampai mengandung unsur yang menyesatkan dan memicu kerusakan.
So, Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mari kita lebih selektif dalam mendengarkan, mempelajari terlebih mengajarkan sebuah cerita kepada orang-orang sekitar kita, bisa jadi cerita yang kita sajikan yang semula hanya untuk hiburan justru menjadi awal dari kerusakan. Dan semoga cerita Qur’ani (cerita yang bersumber dari Al Qur’an) bisa menjadi solusi yang efektif untuk membangun karakter generasi muslim, yang akan meneruskan perjuangan ummat Islam di Bumi ini. Aamiin

#Saya Wall Uyo. Salam Ramadhan

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com



Jumat, 12 Juli 2013

Sabtu, 13 Juli 2013
# Seri Way of Life
JAWABAN YANG CERDAS

Si Fulan (yang kurang ilmu agamanya), mendatangi seorang ulama dan bertanya tentang beberapa hal :
            Fulan : “ Wahai Ulama, aku ingin bertanya tentang beberapa hal kepadamu,
                        Pertama, kalau Alloh itu ada tunjukkan padaku wujudnya Alloh ??
Kedua, Syaitan itu terbuat dari api maka kalau dia dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api juga, dia tidak akan kesakitan dong ??
                        Ketiga, Jelaskan kepadaku apa itu takdir ?? “

Demikian pertanyaan dari Fulan kepada ulama. Kemudian tanpa diduga… plakkkkk !!! sang ulama menampar si fulan. Tentu saja si Fulan marah dan mempertanyakan hal itu.
            Fulan : ” Apa maksudmu ini? aku minta jawaban, kenapa malah diberi tamparan ?!!”
            Ulama : “ Itu adalah jawaban dariku wahai Fulan
Pertama, Bagaimana rasanya tamparanku ? sakit? Tunjukkan kepadaku mana wujud dari rasa sakit ? (si Fulan pun terdiam dengan bingung)
Begitu pula Alloh, Dia bisa kita rasakan, bisa kita lihat tanda-tandanya, namun kita tidak bisa melihat wujudnya.

Kedua, tanganku dan pipimu terbuat dari materiyang sama, yaitu kulit. Tapi kau tetap bisa merasa sakit kan ?!

Ketiga, apa kau bermimpi akan kutampar hari ini?! itulah takdir, semua sudah tercatat di Lauful Mahfudz dan hanya Alloh yang tahu.

Sahabat, sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tidak selayaknya kita pertanyakan. Lagipula pertanyaan seperti ini tidak akan menambah keutamaan bagi kita. So.. mending kita bertanya dan belajar tentang ilmu yang lebih jelas manfaatnya bagi kita.

Dan jika temen-temen punya pertanyaan yang sama, Tanya aja ya, langsung tak beri jawabannya.. PLAKKKK!! Hehehe.
Wallahua’alam bis showab

                                                                                                                    by Mardheka Ndaru           
                                                                                                            Reference Kajian @ Al Ardhu

Follow kami di @SahabatMBC
Dapatkan segera buku kedua MBC terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal 085293355114Kunjungi tulisan kami yang lain di www.klubmbc.comatauwww.klubmbc.blogspot.com

Pilih ikhwan apa cowok?

By: @DinarApriyanto

"Don't judge book by it's cover" kata-kata itu sering jadi slogan jika menemui org yg tdk spt yg di duga. Tampang kampungan tp ternyata rumahnya mewah. Tiap hari gonta-gant mobil ternyata cuma makelar mobil. Penampilan parlente..eh..ternyata kedok playboy. Masih banyak contoh yg lainnya, yg jelas, jangan terburu-buru menilai org dr penampilannya.

Menunjukkan Identitas sbg seorg muslim dlm Islam mjd sangat penting. Seorg wanita muslimah identitasnya adlh dgn berkerudung, maka lebih jelas dibedakan dgn yg bukan muslimah. Seorg muslim, sunnahnya adl memelihara jenggot dan menipiskan kumis,serta menyisir rambutnya tdk seperti sisiran rambut yg bukan muslim.Itu salah satu dr sunnah yg diajarkan Rasululloh. Namun sbg seorg muslim, tak cukup hny identitas yg tampak secara fisik, "identitas internal" juga sangat penting,mengingat Islam bukanlah sekedar fisik saja.

Identitas internal sbg seorg muslim memang mutlak hanya Alloh yg Tahu. Namun sbg manusia,wajib berupaya agar keimanan kita tak hanya urusan fisik, namun terinternalisasi juga dalam diri kita. Sholeh inside, sholeh outside.

Jodoh tentu sudah diatur Alloh. Alloh tak akan salah memasangkan org sholeh pada org sholeh, pun demikian sebaliknya. Bila ternyata yg Alloh kirim jodoh dgn kriteria sholeh/sholehah belum se"ideal" yg diharapkan,maka bisa jadi Alloh mempercayakan diri kita utk membimbingnya hingga se-ideal yg diharapkan.

Cowok yg tampang luarnya nge-rock, bisa bermetamorfosis mjd sangat alim dan bertanggung jawab, saat ia menikah dgn seorg muslimah yg mampu mendampinginya dan mengajarinya ibadah dgn baik. Pun sebaliknya, ikhwan yg taat, akan rapuh,jika ke-taat-annya itu tdk dipupuk dan di support oleh muslimah pendamping hidupnya. So, tak perlu khawatir (dapat cowok atau ikhwan), berdo'alah agar mendapatkan jodoh terbaik yg akan mendampingi kita utk mjd seorg muslim dan muslimah yg Terbaik.

Yuk ngobrol @DinarApriyanto

Follow us twitter:@SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (085293355114) atau pin BB 3170f058

Kamis, 11 Juli 2013

MANA DULU YA?
By : Wall Uyo

Assalamu’alaikum… sahabat-sahabat pembaca yang Insya’ Allah dirahmati Allah, di dalam menjalankan peran kita sebagai seorang manusia, tentu saja banyak sekali amanah yang harus kita jalankan, baik yang hubungannya dengan Allah SWT ataupun yang hubungannya dengan pergaulan kita dengan sesama ciptaan Allah. Amanah-amanah yang harus kita jalankan itu tentunya tidak lepas dari sebuah prioritas dari amanah itu sendiri, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.
Nah, bagi kita yang sering bingung menentukan amanah mana yang harus kita dahulukan, ada baiknya kita belajar tentang skala prioritas. Hemmm tidak mudah memang ketika kita dihadapkan dengan sesuatu pilihan yang berat. Misalnya seperti ini “Suatu ketika kita dihadapkan diantara dua pilihan amanah yang harus dikerjakan dalam waktu yang bersamaan, pertama, mendadak kita harus menghadiri rapat ditempat kerja/kantor kita yang mungkin atasanya Galak, kedua kita harus megajar TPA yang kebetulan hanya kita yang mengajarnya.” Hemmmm pilih mana coba?
Mungkin dalam benak akan berkecamuk “Wah, kalo gak rapat nanti kalo dipecat gimana? Makan apa anak istri nanti?(khusus yang sudah beristri), tapi kalo TPA gak diajar, nanti anak-anak gimana juga? Kasian kan kalo udah datang trus ternyata libur?”
Itu hanya satu contoh saja dan bukan tidak mungkin kita akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan amanah yang lebih berat daripada itu. Hemmmm tidak mudah memang untuk milih mana dulu disaat-saat seperti itu. Apa perlu shalat istikharah dulu ya? Mungkin bisa jadi iya, tapi kan tidak semua pilihan memberikan kesempatan kita untuk berfikir panjang, paling mentok kita bilang “Yaudahlah, milih ini aja.”
Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, begitulah kalo kita tidak tahu pedoman dalam menentukan pilihan, biasanya kita akan bingung dan keputusan yang diambil dalam kebingungan tentunya jauh berbeda dengan keputusan yang kita ambil dalam kondisi yang tenang. Tenang bukan berarti waktunya harus lama atau panjang, melainkan tenang karena sudah punya pedoman dalam memilih. What is that? (halah sok-sokan britis). Maksudnya apa pedoman yang sebaiknya kita pegang dalam menentukan pilihan amanah mana yang harus kita kerjakan terlebih dahulu? Ada yang tau?
Sahabat pembaca yang baik hatinya, dalam menentukan sebuah pilihan amanah mana yang harus kita dahulukan, sudah menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk mendahulukan yang semestinya kita dahulukan, nah, sahabat-sahabat pembaca sekalian, Apa sih yang lebih pantas mengalahkan Allah dan Rasulnya dalam kita menentukan pilihan? Hemmmm… saya kira semua sepakat tidak ada. So, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, sudah jelas kan gimana kita harus memilih kan? Yupz… mari kita pilih yang lebih mendekatkan kita dengan Allah dan Rasul-Nya. Dan semoga kita semua mendapat bimbingan-Nya untuk selalu memantapkan pilihan yang lebih mendekatkan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Aamii…
Ingatan untuk kita :
Katakanlah: "Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah : 24)
#Saya Wall Uyo. Salam Ramadhan.

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com


Jumat, 21 Juni 2013

Move ON dgn wirausaha! By: Novita Asharuddin


Bekerja. Tidak hanya sekedar mengeluarkan tenaga. Kerja keras harus disertai kerja cerdas. Dulu ketika pertama kali produk air mineral dalam kemasan dikenalkan ke masyarakat,banyak orang yg mencemooh, "Air putih aja koq dikemas!". Tapi siapa yg tau,produk air mineral yg pertama kali dikenal di indonesia itu sekarang jadi pioner produk air mineral yang lain. Dan ketika orang menyebut air mineral,apapun merknya,pasti orang menyebut nama merk yg pertama dijual itu.

Berpikir berbeda. Ya,itu yang dilakukan oleh pengusaha yang mengawali produk air mineral tadi. Ketika belum ada orang yang berpikir untuk mengemas air minum dalam botol. Ide yang sederhana,tapi berangkat dari kebutuhan manusia. Bayangkan saja betapa repotnya kita ketika bepergian dan haus dijalan,kita harus mencari warung makan dulu untuk sekedar minum. Dengan dikemas botol,pedagang asongan kelilingpun bisa menjual dengan mudah.

Hari ini,ketika menulis tulisan ini,ada kejadian yang terulang lagi.Entah sudah yg keberapa sampai tak terhitung lagi. Ada ibu2 yg tiba2 datang dan bilang "tokonya sepi ya mbak? Mesti sepi. Daerah sini yg usaha pada ga jadi smwa,pada sepi". Sy jawab sambil senyum "ya namanya usaha kadang rame kadang sepi kan biasa bu. Tapi alhamdulillah disini lumayan. ". Dan belum selesai sy bicara ibu itu sudah nyelonong aja pergi ga pamit.

Ga ngerti tadi maksudnya apa tiba2 bilang begitu.
Banyak orang yang bilang kalau usaha toko babyshop sy ga bagus,tempat juga ga strategis. Di kota kecil tempat sy tinggal memang belum ada toko khusus babyshop. Dari itu sy berpikir untuk membuka. Peluang pasti ada,pikir sy saat itu. Saat mencari tempat,sempat bingung karena tdk mendapat tempat yang pas. Sampai suatu hari,ada yang menyewakan kios di dkt puskesmas. Saat dapat tempat itu banyak yg berkomentar,tempatnya ga bagus buat usahalah,sepi lah,ga prospek lah dan lain2. Tapi entah kenapa,sy enjoy&terus aja. Sy melihat ada peluang dengan punya tempat dekat puskesmas. Mungkin hanya satu dua yg mendukung sy.

Satu bulan,dua bulan,dan sekarang bulan ke enam. Alhamdulillah,bahkan diluar dugaan saya. Pendapatan dr toko melebihi target awal. Perkiraan sy sampai setengah tahun mungkin sy harus nombok dulu untuk operasional. Tapi trnyata Alloh Maha Kaya,dari pertama buka,sy tidak mengeluarkan sepeserpun dari uang selain toko untuk gaji pegawai&biaya operasional lainnya. Ada saja rezeki yang datang. Kadang ketika toko agak sepi,order online yg banyak. Ketika online agak sepi,toko yang rame. Begitulah,Alloh yang lebih tau bagaimana membagi rizki untuk hambaNya. Dan yg jelas,perkataan sebagian besar orang belum tentu benar. Asalkan satu,kita tidak boleh berpikiran sama dengan mereka. Selalu berpikir kreatif&inovatif untuk maju. Tidak harus selalu mengikuti arus yang ada.#salamsemangat Aku Bisa!#

Follow us twitter:@SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (088806007199) atau pin BB 3170f058

Kunjungi juga tulisan kami di www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com

Ket: Penulis (Novita Asharuddin) adalah Trainer KLUB MBC yang saat ini juga seorg Entrepreneur bidang Baby Shop,ingin belajar dari beliau bisa menghubungi di pin BB 291617E5

Kamis, 20 Juni 2013

HEBAT DARI YANG BIASA By : Wall Uyo




Ini adalah kali pertama saya mendapatkan amanah untuk menulis. Ketika mendengar amanah itu seketika yang terlintas dalam benak adalah pertanyaan-pertanyaan “Nulis apa ya? Kan gak pernah nulis. Trus mau mengangkat tema apa ni?” Yang kesemuanya itu adalah kebingungan-kebingungan untuk memulai. Bahkan kadang muncul bisikan negative “ah, mbok biar gak usah nulis. Bikin pusing aja.”
Sejenak saya merenung yang kemudian teringat kata-kata sodara sepupu saya Henry Ford “Berfikir merupakan pekerjaan yang paling berat, mungkin itulah sebabnya sedikit orang yang menyenanginya.” Kata-kata itu seolah-olah menampar saya untuk segera mencoba berfikir dan mencari referensi tentang apa yang akan saya tulis. Alhasil, buku-buku saya buka, catatan saya baca kembali, update status, sms teman dan lain sebagainya. Tapi, ternyata setelah semua itu saya lakukan, belum juga ada ide apa yang akan saya tulis dan itu membuat saya hamper putus asa.
Seketika, saya terbayang sebuah peristiwa ketika saya silaturahim ke rumah sahabat saya, sebut saja Budi. Waktu itu si budi bercerita bahwa dia baru saja ngobrol dengan seorang pengusaha toko bangunan yang sukses di salah satu kota kecil dekat tempat saya tinggal.
Budi : “Pak, tiap hari toko bapak makin ramai ya? Kalo saya tanya kenapa pada beli kesini, 
mereka mayoritas menjawab karena disini lengkap dan jumlahnya banyak. Berarti bapak 
modalnya sangat besar ya?
Pemilik Toko : “Ya Alhamdulillah Dik, pada percaya sama toko saya. Tapi, kalo ditanya soal modal,
tidak terlalu besar juga.”
Budi : “Tapi kalo menurut keterangan para pembeli kan kalo belanja disini bisa dipastikan ada 
barangnya dan jumlahnya juga banyak.”
Pemilik Toko : “Sebenarnya kalo diamati to Dik, saya tu tidak pernah menstok semua barang dalam 
jumlah yang besar, karena kalo diamati, pembeli di toko ini tu setiap bulannya berbeda
trend barang yang dibelinya.”
Budi : “Misalnya bulan ini banyak yang beli cat, kemudian bulan ini banyak yang beli semen gitu 
Pak?”
Pemilik Toko : ”Ya, kurang lebih seperti itu. Makanya, sebelum kulakan saya perkirakan dulu, 
misalnya bulan ini, O…musim menjelang lebaran gini biasaya pada ngecat rumah jadi saya
kulakan cat lebih banyak. Kurang lebih seperti itu.”
Budi :”O…berarti bapak menghafal setiap kebutuhan mereka setiap musimya gitu?”
Pemilik Toko :”Ya kalo sekarang saya sudah terbiasa kulakan sesuai dengan kebutuhan mereka.”

Berangkat dari cerita itu, saya mencoba mencari apa sih kuncinya keberhasilan pengusaha tadi? Dan menurut saya, pengusaha ini sudah terbiasa menyediakan barang-barang sesuai kebutuhan konsumen. Tapi itu belum juga menginspirasi apa yang harus saya tulis. Kemudian saya amati orang-orang di lingkungan saya, ada seorang bapak-bapak yang tidak lain adalah muadzin di Masjid tempat saya tinggal. Hampir bisa dipastikan beliaulah yang selalu mengumandangkan adzan di setiap waktu shalat, dan kalau ditanya kenapa bisa seperti itu jawabnya “Yo mergo kulinane ngene.” Maksudnya karena sudah terbiasa melakukan itu.
Dari cerita-cerita itu, baru dapat saya simpulkan kenapa saya agak kerepotan untuk memulai menulis, dan ternyata karena memang saya belum terbiasa melakukannya. Barangkali setiap orang yang ditanya kenapa begitu mahir melakukan pekerjaannya, mereka akan menjawab “karena sudah terbiasa melakukannya.” So, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, bagi kita yang merasa sulit melakukan sesuatu, tiada salahnya mari kita mulai membiasakan hal itu “mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai saat ini” begitu kira-kira. Seperti kata pepatah Jawa “Witing Bisa Jalaran Saka kulina” yang artinya sesuatu itu akan menjadi mudah dan ringan dilakukan ketika terbiasa. 
#Saya Wall Uyo, Salam Aku Bisa.

Follow kami di @SahabatMBC

Top of Form
Bottom of Form
Dapatkan segera buku kedua terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (088806007199) pin BB : 3170f058
Kunjungi tulisan kami yang lain di www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com

Rabu, 19 Juni 2013

KEHEBATAN MANUSIA BERASAL DARI FAKTOR GENETIK ?? By: Mardheka Ndaru


                Manusia.. merupakan makhluk hidup yang sangat komplek yang tersusun dari banyak sekali sel. Dalam setiap kilogram berat badan kita, terdapat sekitar satu triliun sel. Bahkan bayi yang baru lahir memiliki sekitar 3 triliun sel. Dan hebatnya, dalam kasus yang normal antara satu sel dengan yang lain pada tubuh memiliki susunan gen yang sama. Ya.. gen inilah yang membawa sifat pada kita, manusia. Seringkali gen inilah yang selalu menjadi kambing hitam terhadap berbagai hal yang kita rasa ‘tidak menguntungkan’ kita
                Wajar dong kalau aku bodoh, keluargaku kan juga bodoh. Dan wajar pula dia jenius keluarganya kan jenius. Begitu pula tentang kekayaan, kemalasan, kebiasaan buruk, kreativitas, dan berbagai parameter kehidupan lainnya kita sering menyalahkan faktor genetik kita.. benarkah ??
                Coba kita cari jawaban pertanyaan tentang kasus berikut ini :
1.       Bakteri  E. Coli (yang memiliki mekanisme sel sama dengan makhluk hidup lainnya, termasuk manusia) merupakan bakteri yang umumnya mengonsumsi glukosa, jika dalam kondisi ada percampuran glukosa dan laktosa, bakteri ini hanya mengonsumsi glukosa saja. Pertanyaannya adalah, dalam kondisi lingkungan yang hanya terdapat laktosa saja, apa yang dilakukan bakteri E. coli ini ?
2.       Anda mengenal Mozart ?.. bukan itu pertanyaannya, hehe. Mozart adalah musisi dengan kejeniusan yang luar biasa. Dia punya banyak anak, tapi tidak ada satupun yang memiliki kejeniusan yang sepadan dengan ayahnya. Apakah penyebabnya?
3.       Adolf Hitler, seorang dictator Jerman yang sangat dikenang kepemimpinannya. Pertanyaanya, dalam era yang sudah sangat maju ini kita bisa mengklon manusia. Bisakah kita menciptakan tokoh Adolf Hitler yang berkarakter sama dengan Adolf Hitler yang dulu? Apa alasannya?

Ini dia jawabannya
1.       Bakteri E. coli akan mengonsumsi laktosa. Karena bakteri ini memiliki gen yang bisa diaktifkan dalam kondisi tertentu (terutama sangat mendesak) untuk melakukan hal yang dirasa baik untuk kehidupannya. Sama halnya dengan manusia yang bisa melompat sangat tinggi saat dikejar anjing
2.       Tahukah anda bahwa seorang yang jenius biasanya memiliki karakter ‘aneh’ lain yang menyertainya? Inilah yang dialami Mozart dan dilihat oleh anak-anak Mozart yang berinteraksi langsung dan setiap hari dengan ayahnya itu. Sehingga mereka memiliki keinginan untuk tidak meniru ayahnya atau dengan kata lain mereka menutup lingkungan yang mendukung mereka untuk menjadi jenius seperti ayahnya
3.       Tidak bisa. Karena karakter Adolf Hitler lebih terbentuk dari kondisi sosial dan politik di jaman itu. Era penindasan dan ‘cinta’ perang di jaman itulah yang membentuk karakter Adolf Hitler sampai seperti itu
Dalam penelitian seorang peneliti Jepang,Kazuo Murakami. Gen manusia, sama halnya dengan makhluk-makhluk yang lain memiliki mekanisme untuk menyalakan dan mematikan gen tertentu (baik gen yang bersifat positif maupun negative, seperti kasus-kasus diatas) , tergantung pada kemauan dan lingkungan orang tersebut.
Sebuah nasehat untuk kehidupan yang lebih baik :
a.       Aktifkan sebanyak mungkin gen positif kita, caranya adalah dengan berpikir positif dalam setiap hal. Kamu adalah pikiranmu, orang yang sukses pastilah memiliki pikiran positif ini. Coba kita list orang-orang yang kita anggap sukses. Nabi Muhammad saw, Bill Gates, Tukul Arwana, Joko Widodo, dll. Semua adalah orang-orang yang punya pikiran positif dalam kehidupan ini.
b.       Cari lingkungan yang support terhadap keinginan sukses anda, jika dirasa tidak ada maka andalah yang harus menciptakan lingkungan tersebut. Seperti kasus anda dikejar anjing, maka kondisikanlah anda selalu dalam kondisi dikejar anjing agar kekuatan SUPER itu selalu muncul
c.       Dalam pengaktifan gen positif ini kita perlu mempelajari caranya, kerja keras, dan berpantang pada kata menyerah (Rumus wajib, yang sayang jika hanya dijadikan sebuah rumus teoritis saja)
Be a great person guys, karena kamu potensi untuk itu (referensi The Divine Message of the DNA)


Dapatkan segera buku kedua terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (088806007199) pin BB : 3170f058

Selasa, 30 April 2013

Melakukan sesuatu untuk negri... by : @DinarApriyanto

Tahun 2002 saya beserta teman-teman komunitas pelajar SMA, mengadakan sebuah penelitian tentang salah satu kehidupan pelajar, yaitu tentang mencontek. Penelitian itu digawangi oleh seorang Manajer sebuah Bank Syariah ternama yang begitu peduli dengan pendidikan. Jika bicara hari ini, mungkin para pelajar sudah mulai tumbuh pesat penelitian-penelitian pelajar. Namun zaman saya masih duduk di bangku SMA, belum terlalu banyak, bahkan cenderung sedikit sekali penelitian yang bisa dikatakan mendekati ilmiah. Maka, saat melakukan penelitian itu, saya begitu bersemangat, apalagi 10 orang teman SMA yang lainpun juga tidak kalah semangatnya. Namun, ibarat mengharapkan sebuah hasil panen yang baik, seorang petani-pun harus bersusah payah selama beberapa bulan. Pun demikian yang kami temui dalam penelitian ini. Dengan metode kuesionaire yang disebar selama beberapa minggu, hasilnya ternyata tidak seperti yang diharapkan. Kurang dari separo kuesionaire yang kami sebarkan tak kembali lagi ke tangan kami para peneliti pemula.

Rasanya mau menyerah saja!, eit, namun tunggu, kami tidak selemah itu. Diskusi panjang lebarpun dilakukan, hari itu, kami sepakat untuk melakukan inspeksi mendadak ke kelas-kelas untuk mengambil kembali kuesionaire yang tidak kembali ke tangan kami. Hampir semua kelas kami Inspeksi, beberapa teman yang enggan menjawab dan ogah-ogahan, kami datangi satu-satu dan juga kami tunggu hingga ia selesai mengisi kuesionaire. Dengan cara ini, jumlah kuesionaire yang terkumpulpun bertambah, hingga karena kami mengejar target  jumlah kuesionaire yang kembali sekitar 80 %, teman-teman sampai rela mengecek satu demi satu tong sampah yang barangkali berisi kuesionaire yang terbuang. Ternyata memang benar, banyak kuesionaire terisi yang sudah masuk di tong sampah. Alhamdulillah, selama kurang lebih satu pekan, kuesionaire, sudah berhasil 80% kami kumpulkan kembali.

Kini saatnya kami dan tim melakukan penghitungan dan analisis hasil. Tak semua tim di tahap ini bertahan, karena penelitian ini adalah penelitian Epos (Energi Positif, meminjam istilahnya Pak Jamil), maka tak ada upah sedikitpun buat kami. Alhasil hanya orang-orang yang memiliki visi dan semangat tinggi yang tetap bertahan. Selama kurang lebih tiga bulan penelitian, Alhamdulillah, atas ijin Alloh, hasilnya membuat kami sedikit bernafas lega. Lega karena kerja penelitian telah selesai, namun kami cukup mengelus dada dengan hasil yang kami peroleh dalam penelitian itu. Sekitar seratus lebih, siswa SMA yang menjadi objek penelitian kami, memberikan gambaran mengenai aktivitas mencontek yang dilakukan di sekolah. Point penting dalam penelitian ini adalah 97 % Siswa, ternyata pernah MENCONTEK. Sembilan puluh tujuh persen, bukan angka yang kecil ketika ternyata rata-rata siswa pernah melakukan praktek kecurangan yang mereka lakukan secara sadar, atas kendali pikiran sadar mereka. Praktek kecurangan meskipun mungkin dianggap sepele, namun sebenarnya membawa dampak yang cukup besar.

Kamis, 07 Maret 2013

"Lampu" anda meredup By: @DinarApriyanto


Aktivitas kehidupan manusia tak lepas dari Interaksi.Baik itu aktivitas kerja,menuntut ilmu,apalagi bisnis...bukankah begitu?! Tak jarang interaksi menimbulkan pengaruh baik,seperti mendapatkan nasehat, pengalaman berharga, dapat pekerjaan, atau juga dapat mitra bisnis.

Well,ada juga orang yg dgn interaksi justru kadang menarik energi negatif dari dlm dirinya. Tak jarang saya mendapatkan bertubi-tubi pertanyaan mengenai energi negatif interaksi manusia. Ada seorg karyawan yg mendadak kehilangan kepercayaan diri krn kedatangan karyawan baru yg 'lebih' hebat darinya.Ada juga seorang kepala sekolah swasta yg di'hantui' rasa minder krn bermunculan sekolah-sekolah yg lebih modern dilingkungannya.Seorg mahasiswa juga pernah bercerita mengenai ketidakberaniannya menempuh studi S1 krn merasa 'kalah' secara akademis dibanding kawan-kawannya.Hingga energi negatif ini juga menghantui bbrp curhat-an para bisnismen pemula yg merasa tdk pantas menawarkan 'sesuatu' ke calon pembeli yg tinggi secara strata sosialnya.

Wait for a minute.Ada apa dengan kita sih, mendadak 'lampu' kita redup saat bertemu dgn org lain yg kita anggap 'lampu'nya lebih terang benderang. Padahal jika keyakinan kita benar dan lurus, tak seharusnya hal ini terjadi. Merasa kemampuan kita kurang dibanding org lain bisa mengikis kemampuan dan ide kreativitas kita bila ditanggapi sbg energi negatif. Namun sebaliknya,akan meng-hebatkan kita jika disadari sbg sebuah 'lecutan' agar kita semakin banyak belajar dan berusaha.

So, hargailah diri kita.Sang Maha Pencipta telah mengkaruniakan semua potensi utk kita jadikan kekuatan dlm diri kita. Ubah fokus hidup kita utk selalu mengasah kelebihan,sehingga kelemahan diri terasa begitu kecil dan tak meredupkan 'lampu' dan energi semangat kita.

Yuk ngobrol :@DinarApriyanto

Selasa, 29 Januari 2013

Org hebat terlahir dr guru hebat By:@DinarApriyanto


Udara sejuk pagi itu mengiringi perjalanan saya menuju kota kembang yg sudah 2 tahun ini belum lagi sempat saya singgahi. Kabut yg menyelimuti view kota ini tak mampu menyembunyikan keindahan dan keelokan kota tersebut.Hiruk pikuk lalu lintas pagi memperkuat kesan ramainya kota yg menyimpan banyak kenangan bagi saya sejak kecil hingga saat saya masih berstatus mahasiswa.

Bbrp menit lagi,kereta yg sy tumpangi akan segera tiba di stasiun jantung pusat kota. Sederet alamat yg sdh saya tulis sebelumnya di hape,modal pagi ini untuk saya datangi satu-satu.

Akhirnya sampai juga (sambil ucap syukur,kaki saya injakkan ke bumi kota kembang).Sudah banyak berubah,dan perubahannya cukup pesat. Tak berapa lama,saya sampai di sebuah mall pusat perbelanjaan terbesar dikota ini. Tempat meeting yg pertama. Dengan tiga rekan lain,kamipun duduk di coffee shop sebuah franchise Internasional.

Bbrp jam kemudian,kamipun berpisah,sayapun kemudian menuju ke alamat selanjutnya yg sudah masuk dalam daftar kunjungan. Tak lama,sayapun sampai disebuah rumah dgn alamat persis spt yg tertera dlm catatan saya.Rumah megah yg tak tampak spt kantor,tapi benar ini alamat yg dimaksud. Sayapun beranikan menyapa salah satu org yg mondar-mandir di depan kantor itu. Ternyata memang tdk salah alamat itu. Masuk pertama kali di ruangan depan,saya merasakan aura yg berbeda dr aura ruangan biasanya. Sebagaimana ruangan tempat latihan Gym,ruangan ini dikelilingi oleh kaca yg kemungkinan besar ruangan ini digunakan utk latihan suatu aktivitas. Masuk ke ruangan berikutnya,saya menemukan pemandangan yg bagi saya istimewa. Ruangan itu dipenuhi org2 Istimewa yg mempunyai disabilitas berbagai macam,mulai dari diberi karunia disabilitas pendengaran,penglihatan,mental,dll. Awalnya saya berinteraksi dgn mereka, saya anggap spt disabilitas yg lain. Namun lama berinteraksi,saya merasakan energi yg berbeda."MEREKA bukan orang biasa" gumam saya dlm hati.

Hingga dugaan saya itu terjawab kebenarannya setelah saya memperoleh penjelasan dr temen saya(manajer program) di perusahaan itu. Mereka ternyata org pilihan stlah melalui seleksi panjang dari 100 orang calon Motivator dr bbrp anak disable.

Tak henti2nya sy memuji kebesaran Alloh saat melihat,mendengar dan hadir dalam latihan pentas siang itu.Tak terasa,air matapun mengalir dr dua mata yg sejak tadi kering menatap keelokan dan kesungguhan mereka dlm melakukan latihan. Bernyanyi,menari,puisi...semua tampak sempurna di mata saya,bahkan,lebih dari sekedar sempurna.Krn dalam program motivasi yg dikemas teatrikal itu mereka berbicara dgn hati, mereka memberi bumbu dgn kesungguhan dan menyajikan dgn kehebatan.

Sayapun mengacungkan dua jempol untuk teman saya sebagai manajer program acara tersebut.Tanpanya,rasanya talenta-talenta hebat itu tak akan terlihat bersinergi secara apik dan indah...Subhanalloh...maka sekali lagi,saya membuktikan perkataan guru Expert saya (Jamil Azzaini) bahwa untuk menjadi org hebat,carilah guru-guru hebat dalam mengasah passion anda...#

Menikah (berhadiah) Mobil By:@DinarApriyanto


Belum siap...terlalu dini...belum saatnya...nunggu waktu yang tepat...biar wisuda dulu...

Beberapa alasan itu meluncur tajam dari beberapa org tua yg putrinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pangeran kesiangan yang kelihatan masih "ingusan".Beberapa terlihat tegar mendengar jawaban itu,namun tak sedikit laki-laki yg sepulang dari rumah gajacamer (gagal jadi calon mertua) mengendarai kencang-kencang kendaraannya biar air mata-nya segera menguap dari pipi yg sudah bertahun-tahun ini jarang basah oleh air mata...

"Mau dibawa kemana hubungan kita...!" Lirik lagu keras terdengar dari balik headset laki-laki yg galau stadium empat ini.Mendadak headset seukuran biji kelengkeng terus-terusan menemani dua pasang telinga yang tak berhenti-berhenti memutar lagi 'mellow' nan sedih yg tujuannya merenungi nasib penolakannya...

Matanya seolah2 mengajak dirinya terus menerus membelalak,menatap satu demi satu bayangan kejadian "mengerikan" yang baru saja dialaminya hari ini...sesekali bayangan itu terlihat seperti tiga dimensi, mengajak dirinya terlibat persis saat dia duduk dihadapan gajacamer (gagal jadi calon mertua) beberapa jam yg lalu...

Tiba2 saja saat matanya dipaksa terpejam, bayangan itu pergi.Namun kini laki-laki jomblo itu ganti menatap sebuah papan dari kertas manila yang ada judulnya "Dream board".Tulisan itu tampak begitu dia kenali...ya, tulisan tangannya sendiri setahun yg lalu, saat dia ikut sebuah seminar tentang Life Map, dia dgn berapi-api menulis "Menikah tahun 2012"

"Namun semua itu tinggal sebuah tulisan...!" Kata laki-laki ini sambil menarik selimut menutupi mukanya yg dari tadi hanya menutup separuh badan.

Pembaca yg budiman,manusia penuh dgn impian dan harapan...tidak ada yg salah dgn impian yg di tulis dan ingin dicapaim. Yang salah adalah berhenti meng-Impikan dan berhenti membuat harapan yang tinggi apalagi kehilangan energi utk mewujudkan impian mulia...termasuk untuk menikah, dikarenakan ia Sunnah, maka mengikuti sunnah Rasul menjadi sebuah keharusan sbg seorg Muslim.

Jangan berhenti menemukan jodoh gara-gara ditolak.Jangan berhenti berdo'a pada Alloh gara-gara tak kunjung berhasil ta'aruf.Jangan berhenti berikhtiar gara-gara kalah cepat menikah dari teman-teman anda.Karena menikah itu mulia, maka muliakanlah cara-cara untuk mencapai pernikahan anda.Dari mulai mencari pasangan,ta'aruf,hingga bersanding di pelaminan. Syukur-syukur dgn pernikahan itu Alloh buka seluas-luasnya pintu rezeki-Nya dan memberi rizki dr arah yg tdk disangka-sangka, seperti teman saya yg bbrp hari setelah menikah, dapat Undian Mobil (Asli, beneran, cius...) Hmm...semoga mengharu biru..#

Ingin ngobrol dgn saya,follow @DinarApriyanto

Rabu, 02 Januari 2013

Menikah (Menyegerakan atau Tergesa-gesa) By: @DinarApriyanto




Ketika saya kuliah semester 7, ada salah satu teman dekat saya yang meminta tolong untuk di ta’arufkan dengan seorang akhwat, yang juga teman satu angkatan. Bak petir di siang bolong yang cetar dan membahana...saya tidak menyangka kalau ternyata teman saya yang wajahnya paling terlihat alim dan satu-satunya ikhwan yang jenggotnya paling lebat dan terurai itu tiba-tiba meminta tolong saya untuk menemui akhwat yang dimaksud. Kok jadi saya yang deg-deg-an yah?? Bingung juga jadinya, bukan karena apa-apa, tapi saya juga jadi nervous, karena baru pertama kali menemui akhwat untuk menanyakan perihal ta’aruf untuk temen saya.

Nervous yang saya rasakan saat itu stadium-nya persis seperti mau ngomong di depan publik yang audience-nya pejabat-pejabat penting. Saya tanya beberapa kali memastikan temen saya itu sadar meminta tolong saya melakukan ini.

“Kamu bener-bener serius?” tanya saya pada temen saya beberapa kali...

Temen saya pun dengan wajah yang meyakinkan mengiyakan disertai anggukan menandakan kepastian niatnya. Huf...lalu sayapun sampaikan niat temen dekat saya kepada akhwat yang kebetulan saya juga cukup mengenalnya. Satu dua patah kata saya susun dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Setiap kata yang saya sampaikan saya upayakan semaksimal mungkin mewakili apa-apa yang teman saya amanahkan pada saya. Yah...karena belum berpengalaman dan baru pertama kali, sepandai-pandai saya rangkai kata-kata saya, tetep aja, ada bagian-bagian tertentu yang belepotan...hadeh (*tepok jidat)

Setelah bersusah payah merangkai kata-kata, akhirnya saya rasa, kalimat-kalimat saya itu sudah mewakili maksud yang temen saya amanahkan kepada akhwat itu. Untuk ukuran akhwat dengan IP di atas 3,8 tentu bukan perkara sulit untuk mencerna kata-kata saya, apalagi kata-kata saya tidak pakai petikan-petikan teoritis dan tidak pakai daftar pustaka, sehingga harapannya gampang dicerna. Sayapun masih terdiam dan menunggu jawaban dari si akhwat. Jadi deg-deg-an lagi nih saya...........
Kata-kata yang saya tunggupun tak kunjung datang..namun kayaknya si akhwat sedang kasak-kusuk menulis sesuatu...suasanapun hening membahana....namun tiba-tiba mendadak suasana berubah ketika jawaban yang dinanti-nanti pun keluar dari tulisan si akhwat...”diTerima apa tidak ya??” gumam saya

Tulisan itupun kata-demi kata saya cerna satu persatu :
“Afwan, saya mengerti maksud baik temanmu itu, tapi sekali lagi afwan, saya belum siap untuk menikah saat ini...”
Alhamdulillah atau Innalillah, ucapan yang harus saya ucapkan saat itu, namun yang jelas, jawaban sudah diungkapkan....dan dengan berat hati, saya harus sampaikan pada teman saya bahwa, si akhwat belum siap menikah L  so..sad...but it’s real....kok jadi saya yang sedih ya??? Apa saya salah cara ngomongnya ya???

Sayapun samapaikan jawaban itu pada teman saya, diluar dugaan saya, teman saya, ikhwan itu mimik wajahnya tidak berubah, tidak jadi sedih, tidak merasa down, eh, malah senyum...gubrak...dia bilang sama saya, “kalau belum jodoh, Alloh juga belum mengizinkan, jadi ikhtiar lagi mencari yang lain...yang penting bagi saya saat ini adalah mencari akhwat yang SIAP diajak menikah dalam waktu dekat ini, karena saya berniat MENYEGERAKAN menikah!” kata temen saya...

Subhanalloh, benar-benar lelaki sejati yang tegar...gumam saya, dan saya belajar banyak dari peristiwa ini, bahwa Menyegerakan Menikah beda dengan tergesa-gesa, bedanya ada di siap atau tidaknya melalui proses panjang pra-nikah dan siap menikah dengan siapapun akhwat, yang SIAP menikah SEGERA

Ingin ngobrol dengan saya di twitter @DinarApriyanto