Senin, 15 Juli 2013

MEMBANGUN KARAKTER DENGAN CERITA
By : Wall Uyo

Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang semoga senantiasa bergerak maju mengoptimalkan anugerah potensi yang ada dalam diri kita. Apa kabar sahabat hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, kalo semua orang ditanya “Apa anda suka mendengarkan cerita?” barang kali mayoritas dari kita akan menjawab “Ya”, terlebih cerita yang kita dengarkan itu sebuah cerita yang menarik, menginspirasi, ataupun sekedar menghibur. Bahkan obrolan kita juga akan semakin renyah kalo kita juga saling bercerita dengan semangat. Cerita adalah sebuah media untuk menyampaikan pesan yang dapat diterima oleh semua kalangan, dari anak-anak, remaja sampai dewasa. Lebih dari itu, cerita-cerita yang sering kita dengar atau kita baca disadari maupun tidak akan membentuk karakter si pendengar atau pembaca. Hemmmm… luar biasa bukan.
Coba kita tengok di negeri kita ini, kata orang, penduduk Minang suka merantau, bisa jadi karena mereka terinspirasi cerita Maling Kundang yang sukses di Perantauan. Lagi, Kenapa di Tanah Jawa banyak kasus tentang Pornoaksi maupun pornografi? Bukan tidak mungkin karena cerita/dongeng tentang Jaka Tarub. Bisa dibayangkan kan gimana imajinasi seseorang yang mendengar cerita tentang Jaka Tarub yang mengintip bidadari yang sedang mandi dengan mengendap-endap kemudian mencuri selendangnya? (Sahabat pembaca gak usah membayangkan aja yah?) Nah, kalo itu cerita yang sudah cukup tua. Bagaimana dengan cerita-cerita masa kini yang disajikan melalui robot hebat yang memungkinkan kita melihat dunia ini yang bernama Televisi? Hemmm…rasanya ndak kalah berpengaruh, bahkan lebih parah, karena bukan hanya mempengaruhi pola pikir, tetapi juga pola bergaul, berpakaian dll. Hemmm…..
Lalu pertanyaanya “Apa kita tidak boleh bercerita dalam mengajarkan sesuatu?” Tentu saja boleh, di atas sudah dibahas bahwa cerita adalah media yang cukup efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, tinggal pandai-pandanya kita mengambil sumber cerita dan mengemasnya agar menjadi menarik. Tak perlu khawatir mencari referensi sumber cerita, karena di dalam Al Qur’an banyak sekali cerita yang dapat kita kutip sebagai media kita menyampaikan pesan. Begitu juga dengan Hadits, Sirah Nabi dan juga cerita sahabat-sahabat terdahulu. Kalaupun cerita harus dikarang sendiri, sebisa mungkin jangan sampai mengandung unsur yang menyesatkan dan memicu kerusakan.
So, Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mari kita lebih selektif dalam mendengarkan, mempelajari terlebih mengajarkan sebuah cerita kepada orang-orang sekitar kita, bisa jadi cerita yang kita sajikan yang semula hanya untuk hiburan justru menjadi awal dari kerusakan. Dan semoga cerita Qur’ani (cerita yang bersumber dari Al Qur’an) bisa menjadi solusi yang efektif untuk membangun karakter generasi muslim, yang akan meneruskan perjuangan ummat Islam di Bumi ini. Aamiin

#Saya Wall Uyo. Salam Ramadhan

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar