by : Dinar Apriyanto
MANFAAT
BELAJAR
Kebutuhan Belajar
Sejak SMP hingga SMA kamu sudah belajar
mengenai pelajaran Bahasa Inggris, namun coba kita ingat apakah kita bisa berbicara
dalam bahasa Inggris ? Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dilontarkan
oleh seorang dosen di sela-sela aktivitas perkuliahannya, kalau dipikir-pikir
memang benar juga, kita sejak dulu diajari bagaimana dan apa itu Bahasa
Inggris. Granmar, structure, tenses, namun
kebanyakan siswa masih kesulitan bila disuruh untuk ngomong dalam Bahasa Inggris.
Hal ini karena kita memahami pelajaran itu hanya sebatas teori saja, sehingga
ketika pelajarannya sudah usai, maka usai juga proses belajar kita. Tapi sekarang
kita coba bandingkan dengan anak SD yang ada di Negara Inggris, kenapa dia bisa
memiliki ketrampilan berbicara Bahasa Inggris dengan sangat lancar. Itu karena
dia hidup di lingkungan yang menggunakan Bahasa Inggris, sehingga mereka terbiasa
mengucapkan. Dalam kehidupan anak SD yang ada di Inggris, berbicara dalam
bahasa Inggris menjadi sebuah kebutuhan, sehingga mereka semua fasih berbicara
Inggris. Was...wes...wos.... kalau di Negara Inggris gak bisa ngomong bahasa
Inggris, gimana nanti kalau tersesat, gimana kalau mau nyari toilet pas kebelet
pipis, gimana kalau mau nyari warung pecel? Susah
kan ! Makanya
di Negara inggris, ngomong dalam bahasa inggris adalah menjadi sebuah kebutuhan
yang mutlak harus dipenuhi.
Nah, sekarang coba kita ibaratkan proses
belajar kita seperti perumpamaan tadi. Kesadaran bahwa Belajar itu sebagai
sebuah kebutuhan akan membantu diri kita memahami berbagai ilmu sebagai sesuatu
yang sangat berarti bagi kita. Seperti halnya kamu menganggap uang 100 ribu
yang sangat berarti bagimu, maka kamu akan berusaha menyimpannya sangat
hati-hati. Taruh dalam dompet lalu masukkan dalam saku celana. Dan setiap saat
kamu memastikan kalau dompetmu nggak hilang. Tuh, contohnya kalau kamu sangat
menghargai uang seratus ribu. Disimpan dan sangat dijaga keberadaannya. Begitu
juga dengan ilmu saat kamu belajar. Ilmu nilainya lebih dari sekedar uang yang
ada di dompetmu. (Lho kok bisa?) Jelas bisa, karena dengan ilmu yang kamu
miliki, kamu justru akan mampu menghasilkan uang. Dan nggak cuma itu, dengan
ilmumu, kamu akan banyak mempunyai kesempatan untuk beramal baik. Nggak rugi
kok, kamu belajar giat dan benar-benar mengikat ilmu yang kamu pelajari. Kita
butuh belajar karena kita nggak ingin jadi seperti tikus percobaan. (Ha!! Apa
hubungannya ya?) Hubungannya sangat erat. Bahkan sulit dipisahkan?? Maksudnya?
He..he bercanda...Kalau kamu pernah melihat tikus putih percobaan, (ada yang
takut nggak?) Ternyata, tikus itu memiliki susunan usus yang mirip dengan usus
manusia. Dan inilah alasan kenapa tius putih seringkali digunakan sebagai bahan
percobaan di Laboratorium. Tikus itu jelas nggak berilmu (kecuali tikus dalam
Tom and Jerry yang bisa mikir!). Kalau dia diberikan segala macam makanan,
pasti akan dia makan. Padahal, hampir sebagian besar makanan yang diberikan itu
membahayakan dirinya bahkan bisa menyebabkan wafat. (Eh...kematian alias Game over). Tentu saja karena si Tikus
nggak pernah belajar dan nggak punya ilmu, jadi, mudah saja ditipu oleh
manusia. He....he..kasihan deh si Tikus. Makanya, kalau nggak mau ditipu orang
lain, kamu kudu belajar. Saya ulangi lagi..B..E..L..A..J..A..R!
TIPS
Kalau pengin belajarmu memiliki nilai
yang lebih bermakna bagi dirimu, Yuk kita perbaiki bersama-sama cara belajar
kita, caranya seperti apa ya? Ada dua tips yang bisa kita ikuti bersama :
- Ketahuilah Manfaat belajar:
Kata Bu Guru..kalau kita belajar, maka kita
nanti jadi orang pandai. Dan enggak bodho kayak Kebo! Alias Rajin pangkal Pinang...eh...Pangkal Pandai. Saya yakin, kamu udah sering dengar
kata-kata kayak tadi. Tapi, apakah kita sudah benar-benar tahu makna sebenarnya
di balik itu. Coba kamu perhatikan! (Maksudnya
apa? Apa dibalik jadi begini ya?...Pandai Pangkal Rajin). Maksudnya bukan
dibalik begitu. Tapi kita lihat maknanya. Saya coba contohkan seperti ini. Kamu
pasti pernah melihat mobil tamiya yang berjalan tanpa jalur yang ada kan? Nah,
sekarang bayangkan. Bagaimana kira-kira jalan mobil tamiya tersebut? Hmm..benar
mobil itu akan berjalan lurus ke depan, namun lama-lama membelok dan terus
membelok sehingga menabraklah tamiya itu di dinding dan barulah tamiya itu berhenti.
Lalu sekarang bayangkan dan bandingkan dengan mobil tamiya yang dijalankan
seorang anak dengan menggunakan jalur khusus. Tidak
diragukan lagi, yang ini pasti mobil akan berjalan sesuai dengan jalur yang
sudah ada. Tidak melenceng, tidak membelok dan selalu berada di jalur yang
sudah ada.
Dalam belajar,
kita juga akan menemui hal yang serupa. Belajar kita bila diibaratkan tidak ada
jalurnya atau kita tidak tahu manfaat dan tujuannya, maka kita akan sering
keluar dari jalur. Atau kita
akan sering merasakan malas, bosan, putus asa, menyerah. Itulah beberapa akibat
yang akan kita rasakan bila proses belajar kita keluar dari jalur yang sudah
ada. Kita seringkali
merasakan malas belajar di saat –saat baru mencoba untuk membuka buku.
Ih..rasanya mata ini suangat berat!!! Namun lihatlah....apa yang akan terjadi
pada dirimu bila kamu menuruti rasa malas tersebut. Walhasil...bukan buku yang
dibaca, tapi bantal yang akan menemani kamu alias ketiduran. Kalaupun tidak tertidur,
kamu akan memilih untuk menonton TV atau melakukan aktivitas lain yang
menurutmu lebih menyenangkan. Akhirnya jadi melakukan hal-hal yang semakin
tidak bermanfaat. Itulah contoh orang belajar tanpa menggunakan jalur atau
tanpa mengetahui manfaat dan tujuannya.
Kalau
kamu belajar seperti halnya memainkan mobil tamiya dengan menggunakan jalur,
maka semangat kamu dalam belajar, akan selalu hadir, minimal kamu merasakan
kecewa kalau setiap detik, menit dan jam yang berlalu tidak kamu habiskan untuk
belajar. Cie...ile...Jadi rajin nih ye!! Para ulama terdahulupun sudah banyak
mencontohkan semangatnnya dalam belajar. Ulama Besar pencari hadist, Bukhori, harus bertarung dengan
panasnya padang pasir dan teriknya matahari hanya demi mendapatkan satu
pelajaran hadist saja. Untuk menetapkan satu hadist dinyatakan shahih atau tidak,
beliau harus sholat Istikhoroh terlebih dahulu dan harus meneliti kebaikan
akhlaq periwayat hadist tersebut dengan detail. Walhasil, sangat lama untuk
belajar dan mencari hanya satu hadist saja. Padahal, Subhanallah, berapa Hadist
yang sudah berhasil beliau kumpulkan dan beliau pelajari? Wuih, nggak kehitung
deh..pakai jarimu. Ternyata perjuangan mereka menuntut ilmu jauh lebih hebat
dari kita. Tantangan yang harus mereka lewati jauh lebih sulit dibandingkan
kita, namun semangatnya justru jauh lebih dahsyat dibandingkan kita. Sungguh luar biasa, patut kita contoh. Karena
Allah sangat memuliakan orang-orang yang berilmu.
2. Berdoalah sebelum memulai belajar.
Ngobrol
merupakan salah satu aktivitas yang sangat menarik. Bahkan kalau sudah,
ngobrol, kita akan lupa daratan. (Maksudnya?)
maksudnya adalah lupa waktu, lupa pekerjaan, lupa kalau sedang masak! Wah..jadi gosong nanti. Karena memang
ngobrol itu asyik. Apalagi kalau yang diobrolin itu nyambung banget. Tapi nggak boleh ngrumpi lho ya! Dosa gitu!!.
Kamu akan merasa garing kalau seharian nggak nbgobrol sama temanmu, atau sama
ortumu. Yah, meskipun sekedar menuangkan uneg-uneg. Sampai muneg. Tentunya kamu juga kudu ingat sama Sang Pencipta
Allah Azza Wa Jalla. Setiap hari kudu ngobrol sama Allah. Pake ama ya? SMS..? kalau di miskol aja
gimana?...eh..becanda kali ya!! Allah itu Sang Maha Melihat diri kita. Nggak
usah di SMS, Alloh itu udah tahu keinginan kita. Nah, makanya ngobrolnya sama
Allah pake Doa. Apapun aktivitasmu, minumnya.....lho kok malah iklan.
Kamu
mau ngerjain apapun, kamu kudu awali semuanya dengan Berdoa. Mau belajar juga sama aja. Kamu kudu berdoa seperti yang
Allah sampaikan dalam QS Thaha 114 : ”Ya
Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” . Nah, buka Alquran mu dan cari juga bahasa Arabnya
seperti apa. Terkadang rasa
berat dan malas selalu mengikuti diri kita, terkadang juga perasaan merasa diri
cukup berilmu, juga menyebabkan orang kemudian sulit menerima ilmu. Kamu bisa
lakukan tips yang kedua ini. Insya Allah, hati kita akan dilapangkan dalam
menerima ilmu dan kita dimudahakan untuk menerima segala hal yang terlihat
sulit. Pengalaman yang pernah saya alami yaitu saat Ujian semester, saat itu
mata kuliah yang akan diujikan adalah berhubungan dengan hitungan, saya juga
tidak begitu yakin dengan diri saya,bahwa saya akan mampu mengerjakan ujian
tersebut. Tapi Alhamdulillah, saya selalu ingat pesan dari seorang Ustadz untuk
selalu Berdoa. Sebelum memulai mengerjakan ujian bahkan sebelum soal ujian saya
buka, saya biasakan untuk berdoa terlebih dahulu. Setelah membaca soal demi
soal, Allah ternyata memudahkan saya dalam mengerjakan ujian, meskipun pertama
kali saya sendiri tidak yakin dengan kemampuan saya, namun Allah berkehendak
lain.
Dalam Q S Al Baqoroh 186
Allah berfirman : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Jadi, tunggu apalagi, sekarang
juga mulai belajar rajin, dan kalau pas nggak mood mintalah pada Allah, Insya
Allah dipermudah urusan kita. Amin
bagus bagus pengetahuan saya semakin bertambah
BalasHapussuatu m0tivasi banget,untuk wawasan yang lebih baik.,tnks gan.,.
BalasHapus