Kalau kamu masih ingat waktu
masih kecil saat belajar berjalan. Kamu akan teringat, betapa Hebatnya dirimu
saat itu. Kamu Menjadi Seorang Pembelajar Yang Tak Kenal Putus Asa. he..he bayi
ajaib kali ye?? Coba ingat-ingat juga saat kita belajar berdiri sendiri dan
berjalan. Jarang ditemukan bayi yang putus asa, saat belajar berjalan. Apalagi
kemudian bunuh diri, kayaknya nggak
pernah ada cerita bayi bunuh diri. Begitu juga dengan orang-orang
disekelilingnya yang senantiasa mendukungnya...ayo maju terus pantang mundur. Tepuk
tangan, dorongan semangat, motivasi, semua itu kita dapatkan dengan gratis dari
orang-orang yang ada disekitar kita. Ya, itulah yang kemudian membuat si Bayi
terus pantang mundur belajar berdiri dan berjalan. Gedebuk!!...bangun lagi...gedebuk!!.bangun
lagi..gedebuk!!...krompyang...he..he...malah
senyuman manis keluar dari mulut si Bayi. Dengan kerja keras, akhirnya hasil
yang didapatkan pun Luarrrrrrrrr biasa!!! Kita Bisa Berjalan dengan
sukses!!!!!! Bahkan ketika pertama kali kita bisa berdiri...semua orang
merayakannya...semua orang menyambut dengan gembira.......Hebat!!!! Sehingga
sang Bayipun senyumnya merekah dan dalam hati kecilnya berkata ”Wah....alangkah
indahnya dunia ini, semua orang memberiku semangat untuk aku belajar, semua
orang senang melihat aku sukses belajar, semua orang tidak suka melihat aku
putus asa..semua orang sayang padaku.
Tapi semua kejadian itu
kemudian jarang kita dapatkan karena kita semakin beranjak besar. Apapun yang kita lakukan kadang justru
menjadikan seseorang terpancing untuk berkomentar. Dan tidak jarang komentar
yang diberikan adalah komentar negatif. Inilah yang menyebabkan pergeseran
nilai positif dalam diri kita juga
semakin besar. Semua cenderung berkata sesuai emosi mereka dan terkadang tidak
memperdulikan perasaan kita. Namun, itulah kondisi kenyataannya, kita tidak
bisa menyalahkan keadaan. Yang
bisa kita lakukan adalah memperbaiki reaksi kita terhadap perkataan orang lain.
Cara memandang terhadap
sesuatu atau yang sering disebut dengan paradigma. Hati-hati dengan yang satu ini, karena sekali kamu masuk, kamu tidak
bisa keluar dengan selamat!! Maksudnya
apa ya? Sebenarnya sedikit hiperbolis sih! Karena memang paradigma ini sangat
mempengaruhi pikiran kamu, baik sekarang, nanti, besok atau lusa. Kayak orang mau nagih utang aja!
Saya pernah didatangi oleh teman dekat saya sewaktu di kampus. Teman saya
ini, sebut saja Nono, termasuk orang yang hebat, karena dia adalah Mantan Ketua
BEM di Fakultasku, tapi hari ini dia kelihatan agak beda. Tangan saya
ditarik keluar masjid, lalu dia bertanya serius pada saya,
“eh, kamu
punya pekerjaan nggak?” tanya Nono padaku dengan wajah serius
“Lho,
memang kenapa?” tanyaku dengan keheranan, karena memang baru sekali ini saya
melihat wajah yang kurang semangat dalam dirinya, padahal saya mengenal dirinya
orang yang antusiasmenya tinggi. Ternyata, subhanallah, teman saya itu baru
butuh biaya untuk menyelesaikan wisudanya, dan biaya yang dibutuhkan lumayan
banyak juga untuk seukuran mahasiswa. Saya sedikit bingung dengan kejadian
teman saya ini, ingin sekali membantu, tapi kemampuanku mungkin tidak terlalu
mencukupi. Lalu saya coba memberikan bantuan yang bisa saya berikan. MOTIVASI.
Yap, benar! Selama beberapa menit, saya coba menceritakan ulang kekaguman saya
pada dirinya beberapa saat yang lalu ketika dia menjadi Ketua BEM, saya katakan
jujur padanya, kalau dia itu orang yang hebat. Tidak semua orang bisa menjadi
seperti dia. Punya relasi banyak, pandai bergaul, pandai bercakap-cakap dengan
orang yang lebih tua. Santun, cerdas, alim. Lalu saya katakan kepadanya bahwa
modal itu yang seharusnya bisa dia gunakan untuk mencari biaya wisuda. Saya tak
banyak berkata apa-apa padanya, saya berusaha membangkitkan semangatnya dengan
menceritakan hal positif tentang dirinya. Dan Alhamdulillah, berhasil. Sebelum
saya berpisah, saya lihat sorot matanya yang berbinar-binar dan saya cukup bisa
merasakan kalau dia sekarang sudah bisa melihat hal positif yang ada dalam
dirinya.
Kita
memang terkadang memandang diri kita melalui cara dan arah yang tidak tepat. Kalau kita punya kelemahan, kita cenderung
fokus dengan kelemahan diri kita. Setiap hari kita sesali dan setiap hari kita
renungkan kelemahan kita, sehingga kita kehabisan waktu untuk bisa mengetahui
seberapa banyak kelebihan yang sebenarnya ada pada diri kita dan bisa kita
gunakan. Karena Allah sudah mengkaruniakan kepada kita kesempurnaan Penciptaan.
Seperti firmannya dalam Q.S At Tiin 95 : 4
Dan Allah juga sudah mengkaruniakan kepada kita kelebihan dan
kelemahan sebagai seorang manusia. Seperti dalam firmannya QS. Asy Syams : 8
Jadi, sekarang kamu harus yakin dengan kemampuanmu.
Dalam belajar, kamu juga perlu memiliki keyakinan kalau kamu punya potensi
menjadi Seorang yang Cerdas. Hanya saja saat ini mungkin kamu belum
menemukannya. Tapi Insya
Allah dengan usaha dan kerja kerasmu, kamu akan menemukan kecerdasanmu. Tinggal
menunggu waktu saja. Biarkan waktu yang akan menjawab! Kok jadi kayak nyanyian ya?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar