Coba simak studi kasus yang saya dapat di kuliah Multi
Hazard risk assessment berikut ini :
Rumah A adalah rumah dengan tipe sedang yang ketika banjir
hanya terendam sedikit saja, sedangkan rumah C adalah rumah tipe mewah yang
dimiliki oleh orang kaya dan ketika banjir terendam hampir 75%. Dan rumah B
adalah rumah paling sederhana, kecil, dimiliki oleh orang yang ekonominya
pas-pasan.
Setelah dihitung, hasilnya rumah B memiliki tingkat
vulnerability yang paling tinggi yaitu 1 sedangkan rumah C memiliki tingkat
vulnerability 0.5 dan rumah A memiliki tingkat vulnerability yang paling rendah
yaitu 0.1. Namun setelah dihitung specific risk (atau resiko spesifik-nya) maka
hasilnya justru yang memiliki tingkat specific risk paling tinggi justru rumah
C, mengapa? Karena rumah C memiliki bangunan yang lebih indah, lebih besar dan
dimiliki oleh orang kaya.
Ternyata bila dilihat secara fisik, tampak rumah C adalah
satu-satunya rumah yang paling banyak menderita kerugian dalam kasus bencana
banjir yang menimpa tiga rumah ini, namun setelah dihitung dengan perhitungan
ilmiah, maka sebenarnya rumah B-lah yang justru menderita kerugian paling
besar.
Bila kita hubungkan dengan kehidupan manusia, ibaratkan
banjir tadi sebagai ujian dari Alloh, maka seringkali orang-orang tidak mengetahui
makna sebenarnya ujian tersebut. Orang kaya sering merasa sombong dikarenakan
dia merasa rumahnya paling bagus, paling kokoh dan paling kebal bencana, dan
sebaliknya orang tidak mampu seringkali merasa bahwa dirinya paling menderita,
karena rumahnya paling jelek, reyot dan mudah rusak karena bencana. Namun pada
kenyataannya bila kita bisa melihat dengan ‘mata hati’ kita secara mendalam
(seperti halnya memikirkan secara ilmiah tadi) maka sebenarnya Alloh itu Maha
Adil, karena dibalik karunia ‘bencana’ yang Alloh berikan, Alloh memberikan
orang-orang miskin dan orang kaya berupa bencana yang sesuai dengan kemampuan
hambanya.. Subhanalloh!! Maha Adil Alloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar