By : Dinar Apriyanto
Sebuah pemandangan suatu sore,
tepatnya di sebuah gang samping sebuah kampus ternama di Yogyakarta, seorang
mahasiswa berbadan cukup tinggi, berjalan kaki melintas trotoar sambil
menggendong tas hitam di punggungnya, dan dua tangannya menyangga dua boks
besar transparan yang bila dicermati dengan seksama tampak bahwa dua boks besar
itu adalah bekas wadah donat...oh, ternyata mahasiswa ini habis berjualan donat
di kampusnya. Dengan tegap, dia berjalan di tengah lalu lalang mahasiswa/i lain
yang tampil lebih trendy dan gaul dibanding cara berpakaian mahasiswa ini.
Wajahnya tampak sayu, gurat lelah di keningnya tak mampu ia sembunyikan saat ia
berjalan di bawah sorotan sore matahari dari arah barat, namun senyum
‘kepuasan’ tampak dari bibirnya yang saat berpapasan dengan saya terlihat
tersenyum. Saya tak tahu pasti, mungkin dalam pikirannya sedang menghitung
rupiah demi rupiah yang berhasil dia kumpulkan hari ini di tiap sebiji donat
yang berhasil ia jual.Kepuasan yang tak terbeli, pengalaman yang tak diobral
dan keberhasilan hari ini yang telah dia capai bercampur menjadi sebuah
mentalitas positif yang kelak akan membedakan ia dengan mahasiswa lain
se-usianya. Hmm bila mahasiswa itu konsisten dengan ‘usahanya’ saya yakin suatu
saat dia akan menjadi seorang pengusaha sukses...kata saya dalam hati...
Tak jauh dari pemandangan
mahasiswa yang membawa dua boks besar bekas donat itu, kira-kira seratus meter
jaraknya, saya melintas di depan sebuah kos mewah bersebelahan gang dengan gang
sebelumnya, tampak mobil-mobil berjejer rapi didepan kos itu, tepat di depan
arah saya melintas, sebuah mobil sedan mewah tampak baru sibuk memparkir-kan
mobilnya, dan ketika pintu mobil dibuka, muncul seorang pemuda berbadan tegap
atletis, berkulit sawo matang, yang saya taksir usianya 20 –an keluar dari sebuah
mobil sedan mewah dan berpakaian ala atlet NBA lengkap dengan sepatu basket nya
“...wah..wah...pasti pemuda ini akan orang kaya” gumam saya dalam hati
tampaknya dugaan saya tak berlebihan, karena memang kawasan ini terkenal dengan
kawasan orang-orang borjuis yang rata-rata ‘tarif’ kos-kosannya hanya mampu
dibayar oleh orang-orang berduit...,dilihat dari cara berpakaiannya, jelas, dia
sedang akan menyalurkan hobi-nya olahraga basket, tentu tak sekedar olahraga basket
biasa, karena pemuda ini sangat memperhatikan detail penampilannya saat akan
berolahraga, ya..Gaya hidup....kurang lebih seperti itu.. benar-benar
pemandangan yang 180 derajat berbeda dengan pemandangan yang saya lihat
sebelumnya... namun ada kesamaannya pemuda inipun menyembulkan senyum di
bibirnya, hampir-hampir tak berbeda dengan mahasiswa yang saya temui
sebelumnya, namun yang membedakan adalah pemuda ini tak menampakkan gurat
kelelahan di wajahnya..”yah, karena memang sangat beda kondisinya, yang tadi
jalan kaki, yang ini naik mobil sedan mewah”, pikirku dalam hati...
Tentu dua pemandangan ini
mengandung hikmah, masa muda adalah saat menentukan untuk masa depan. Memilih
untuk bersakit-sakit dahulu atau bersenang-senang dahulu...semuanya mengandung
resiko. Selain itu berbagai macam pilihan hidup disajikan dengan begitu
nikmatnya. Sesekali kita akan berusaha mencicipinya, lalu diam-diam
memuntahkannya. Bingung, saking banyaknya pilihan bahkan sering kita kemudian
mencoba-coba banyak hal hanya untuk menghabiskan waktu. Ah, kalau yang ini
sia-sia namanya. Di saat muda pula, terkadang sulit menjatuhkan pilihan...
ketika sebuah pilihan akan ditetapkan maka kebimbangan-pun menyeruak saat itu
juga, pilihan yang seringkali dianggap buah simalakama seringkali membuat kita
disibukkan untuk bingung memilih diantara banyak pilihan di usia-usia muda...foya-foya,
sukses akademik, main sepuasnya, mengembangkan hobi....Ah begitu banyak
pilihannya, hingga kadang justru kaki kita justru tak tergerak kemana-mana,
pusing dengan pilihan sendiri... Namun tak bisa dipungkiri, bahwa pilihan kita
di usia muda akan menentukan kelak menjadi siapa kita di masa depan nanti,
Sukses atau Gagal...dihormati atau di’caci maki’...berdiri tegak atau tertunduk
malu... kelak hanya akan menjadi akibat dari yang kita kerjakan dan kita pilih
dimasa muda kita...
Bila saat masa muda kita
bergelimang berbagai macam fasilitas seperti mobil, gadget, kartu kredit, uang
cash setiap hari, dan barangkali seabreg fasilitas lain yang berasal dari
kantong babe dan nyokap...maka fasilitas itu tentu tak selamanya bisa kita
‘nikmati’, suatu saat kenikmatan itu akan ‘hilang’ dari tangan kita,baik dalam
kondisi kita siap ataupun tidak siap, mau ataupun tidak mau, terpaksa ataupun
tidak...Memilih untuk berusaha berdiri dengan kaki sendiri di usia muda tentu
merupakan pilihan yang tepat, karena kehidupan kita bagaimanapun juga akan
menjadi tanggung jawab diri, bukan orang lain. Orang tua suatu saat akan
‘sepuh’ dimakan usia, harta suatu saat akan habis ‘dimakan’ si empunya,
kesehatan suatu saat menurun tergerogoti penyakit, waktu suatu saat akan sempit
termakan aktivitas...Maka berdiri dengan kaki sendiri di saat muda akan
mengajarkan kita banyak hal, kemandirian, tanggung jawab, kedewasaan dan
tentunya kepercayaan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar