Rabu, 18 April 2012

Kesempatan tak datang dua kali...


By: Dinar Apriyanto

Cerita ini adalah tentang seorang pria yang tidak memiliki bakat atau kemampuan khusus, dia juga bukan seorang aktor dan sama sekali tidak bisa dikatakan jenisu dalam arti tradisional. Namun saat kesempatan datang, ia mampu mengambil kesempatan itu.

Suatu hari, sebagai seorang salesman muda di sebuah perusahaan mesin milkshake, dia memperhatikan bahwa salah satu konsumennya, sebuah kedai hamburger kecil, mengirim pesanan untuk membeli lagi enam mesin milkshake. Saat melihat catatan penjulan sebelumnya, dia menemukan bahwa pesanan tersebut merupakan pesanan ke delapan selama tiga tahun. Jadi total pembelian dari kedai tersebut mencapai 48 mesin milkshake, dan seumur hidupnya dia tidak habis pikir mengapa sebuah kedai hamburger kecil memerlukan mesin milkshake sedemikian banyak. Dia lalu memutuskan untuk mengunjungi kedai tersebut.

Disana dia melihat dua orang bersaudara tengah membuat hamburger dengan sangat cepat, begitu pula saat menyajikannya. Untuk bisa menyajikan fast food dengan cara seperti ini pada para pegawai yang sibuk dengan jam makan siang yang singkat, mereka menyederhanakan atau meniadakan sejumlah proses penyajian seperti mengambil piring, gelas, atau alat-alat makan, dan sebagainya, serta hanya menangani proses penyajian hamburger, kentang goreng dan minuman ringan. Dan meskipun melakukan penyederhanaan mereka masih saja kewalahan.

Si salesman muda itu melihat kecemerlangan, kesederhanaan dan kecerdikan dari gagasan tersebut. Dia lalu berbicara dengan dua bersaudara pemilik kedai dan akhirnya berhasil membuat perjanjian untuk menjual hak kelola atas metode pelaksanaan yang mereka lakukan. Salesman muda itu bernama Roy Kroc dan dua bersaudara pemilik kedai adalah Mc Donald, dan hasilnya adalah usaha fast food paling berhasil abad-20.
Kroc bisa saja tidak memperhatikan pola pemesanan mesin Milkshake dari Mc Donald bersaudara. Atau bisa saja dia tidak menyadari tentang kesederhanaan dan kejeniusan mereka dalam menemukan cara penyajian hamburger yang hampir secara langsung. Hanya dengan memperhatikan sedikit lebih besar atas informasi yang diterima dari indera penglihatannya, Roy Kroc berhasil mengembangkan sebuah peluang yang selama ini diabaikan orang lain menjadi bisnis bernilai jutaan dolar. Ini adalah pelajaran yang bisa kita semua pelajari.

(Disarikan dari buku Jean Marie Stine)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar