Kamis, 12 April 2012

Bidadariku, Si Bungsu, Juara 1...


By: Dinar Apriyanto

Sepekan yang lalu bidadariku, si bungsu, mendapatkan anugerah Juara 1 dalam sebuah perlombaan di sekolah kindergarten-nya. Ekspresi si Bungsu  sore itu begitu bahagia ketika melihat saya pulang. Sambil berlari, dia membawa piala yang baru pertama kali didapatkan selama hampir satu tahun sekolah sejak usianya menjelang  2 tahun. Begitu bersemangatnya dia ingin menunjukkan piala kebanggaannya itu, sampai-sampai ketika berlari, tiba-tiba ia terjatuh dan piala yang dipegangnya jatuh dan pecah di bagian penyangga-nya. Sontak, saya langsung menghampiri dan membantu-nya berdiri sambil memungut kepingan pecahan penyangga piala yang berserakan di sekitar tempat jatuh. Ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi sedih, dan hampir-hampir pecah tangisnya hingga Istriku berhasil meredam tangisnya.

Alhamdulillah, pagi ini, piala itu sudah kami perbaiki dan pagi ini saya ambil fotonya plus piala kesayangannya. Ekspresi bahagia-pun kini hadir kembali setelah pialanya kembali seperti semula. Saudaraku, sekecil apapun prestasi yang diraih oleh anak-anak kita, tentu menjadi bentuk syukur tersendiri bagi kita sebagai orang tua. Semasa kita menikah, ketika masih duduk bersanding di atas mahligai pernikahan. Tentu salah satu do’a yang sering di ucapkan oleh saudara-saudara kita yang hadir dalam pernikahan adalah “semoga cepat dapet momongan ya..!”. Do’a ini sangat lazim kita dengar sebagai hadiah do’a kepada kedua mempelai. Tak terkecuali saya yang empat tahun lalu ketika menikahpun mendapatkan do’a yang serupa. Saya jadi teringat nasehat seorang Ustadz dari Jogja yang sangat intens menuliskan buku tentang pernikahan. Dalam sebuah bab yang saya baca tentang “ do’a untuk kedua mempelai” beliau memaparkan sebuah hadist yang cukup mengagetkan saya. Karena ternyata do’a yang lazin diucapkan untuk kedua mempelai yaitu “segera dapet momongan ya!” itu ternyata tidak dicontohkan oleh Uswah kita Rasululloh. Karena Rasululloh mencontohkan do’a untuk kedua mempelai yaitu “Barokallohu laka wa baaroka ‘alayka wa jama’a bayna kuma fii khoyr” yang kurang lebih secara umum bila diartikan adalah kita mendo’akan agar kedua mempelai memperoleh barokah dalam pernikahannya, bukan semata-mata mendapatkan momongan. Subhanalloh, saya mendapatkan ilmu baru dari buku Ustadz ini.

Kini saya baru mengetahui makna do’a tersebut. Empat tahun menjalani pernikahan tentu banyak hikmah yang bisa saya dapatkan. Berkah yang dimaksud dalam do’a Rasululloh ternyata maknanya begitu luas dalam kehidupan rumah tangga. Salah satunya adalah berkah yang saya rasakan Alloh turunkan dalam bentuk dua bidadariku yang lahir dalam pernikahan kami. Tentu merupakan berkah tersendiri. Amanah anak, ternyata bukanlah amanah ringan yang Alloh karuniakan dalam kehidupan manusia, karena dengan karunia ini, ada tanggung jawab besar untuk orang tua. Mendidik, merawat dan memastikan kehidupannya berada pada jalan kebenaran. Tentu anak-anak kita tidak akan tumbuh begitu saja tanp campur tangan orang tua. Apa-apa saja ucapan dan kata-kata yang sering anak-anak kita ucapkan setiap harinya, apa saja kesenangannya, sikap yang dimiliki anak-anak kita, dan baik buruknya anak-anak kita termasuk prestasi tentu tak lepas dari peran orang tua dalam mendidik.

Ketika bicara masalah mendidik, suatu siang saya berkesempatan konsultasi dengan seorang pakar Psikologi dari Yogyakarta. Bapak pakar Psikologi itu memaparkan secara jelas bahwa banyak sekarang ini diantara sekolah-sekolah yang  salah dalam menerapkan konsep belajar di sekolah, bahkan beliau menunjukkan sebuah fakta tentang kesalahan konsep belajar yang diterapkan di sekolah telah menjadikan sekitar  76% siswa SLTP di sebuah negara Adidaya di dunia ini mengalami kesulitan memahami konsep matematika dikarenakan salah dalam menerapkan konsep belajar. Dan Bapak pakar Psikologi yang saya temui siang itu menutup perkataannya dengan menjelaskan bahwa sekarang ini banyak sekolah dan orang tua yang tidak mau belajar dan meng-upgrade kemampuannya dalam mendidik anak, sehingga mereka salah dalam memahami konsep pendidikan anak.
 
Saudaraku yang budiman, bila dikaitkan makna berkah yang Alloh karuniakan melalui anak-anak kita, maka marilah kita belajar menjadi orang tua yang terbaik untuk selalu mendampingi anak-anak kita agar mereka mampu tumbuh sesuai dengan potensi yang Alloh telah anugerahkan. Jangan sampai berkah, dari anak-anak kita itu tidak bisa kita rasakan gara-gara kita salah dalam mendidik atau bahkan keberkahan Alloh cabut gara-gara kita tidak pandai bersyukur dengan hadirnya putra-putri dalam kehidupan kita. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar