Kamis, 12 April 2012

Dua bidadariku, dan nama terbaik untukmu...


By : Dinar Apriyanto

Tak terbayangkan empat tahun yang lalu ketika saya masih berstatus pria lajang. Pergi kemanapun selalu sendiri, dari sibuk beraktivitas dari satu sekolah ke sekolah lain, loncat dari sebuah Instansi ke Instansi ataupun terbang ke kota satu ke kota lain dengan masih memendam rasa ‘Galau’ kalau anak muda sekarang bilang. Ya, karena masa sendiri seorang laki-laki tak bisa dipungkiri akan dekat dengan rasa ‘Galau’. Mungkin kalau dianggap kesimpulan tidak juga, karena bisa jadi ada pria lajang yang pandai menjaga diri dan tidak galau di kala kesendiriannya. Namun paling tidak pria lajang merindukan ‘someone’ yang bisa menemani-nya sekedar berbagi cerita dan kisah. Yah, kini tidak terasa, dari pernikahan kami empat tahun lalu telah lahir dua bidadariku.

Bidadari pertama saya dan Istri sepakat untuk memberikan nama terbaik untuknya yaitu  “Fatimah Az Zahra”. Nama itu sudah saya siapkan jauh sebelum saya menikah.Tepatnya ketika saya mendengar sebuah kajian tentang kehebatan Putri Rasululloh bernama Fatimah yang begitu dicintai Sang Nabi. Putri pasangan Terbaik di muka bumi ini yaitu antara Baginda Rasul dengan Ibunda Khadijah ini merupakan putri teladan muslimah yang kehidupannya begitu persis dan dekat seperti yang dialami ayahanda-nya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kesederhanaannya, kerja kerasnya, dan perjuangannya dalam membela Islam begitu nyata terlihat sejak kecil hingga akhir kehidupannya bersama sang suami tercinta Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Begitu kuat motivasi saya menamakan putri pertama saya dengan nama ini, karena Fatimah pula menjadi salah satu wanita yang oleh Rasululloh dijanjikan Syurga. Detik-detik Rasululloh dipanggil oleh Rabb Semesta Alam , Fatimah menjadi salah satu putri yang setia menemani beliau dan menjadi salah satu saksi sebuah peristiwa yang begitu menyedihkan bagi siapapun yang menyaksikan, hingga Khalifah setelah beliau wafatpun tidak sanggup mengabarkan berita wafat-nya Rasululloh saat itu karena begitu sedihnya. Dan hingga akhir wafat-nya Uswah teladan kita ini, Fatimah terbukti menjadi salah satu putri yang setia kepada Rasul hingga Fatimah-pun dipanggil oleh Alloh dalam keadaan terbaik-nya. Rasululloh sering memanggil Fatimah dengan julukan Az Zahra yang bermakna bunga. Maka nama “Fatimah Az Zahra” kami pilih pada saat kelahiran putri kami yang pertama.

Bidadari kedua kami bernama “Aisyah Nur Hafidzah”. Bisa jadi dikatakan ‘obsesi’ kami untuk menamakan keturunan kami dengan nama-nama keluarga Rasullulloh. Ya, tak jauh dari bidadariku yang pertama, nama putri kedua kamipun kami pilih tidak jauh dari nama keluarga Rasul yaitu ‘Aisyah, Istri Rasullulloh. Dalam tarikh Islam, ‘Asiyah merupakan salah satu wanita yang banyak meriwayatkan hadist Nabi. Di samping usianya yang masih muda ketika Rasululloh diangkat menjadi Nabi, ‘Aisyah juga merupakan Istri nabi yang sangat dekat dengan Rasululloh, hingga beliau sanggup dengan detail meriwayatkan hadist-hadist tentang Rasululloh. ‘Aisyah juga termasuk keluarga Rasul yang senantiasa menjaga kemurnian Islam sepeninggal wafatnya Rasululloh SAW. Maka nama ‘Aisyah kami pilih untuk nama depan putri kedua kami. Nur bermakna cahaya, yang kami harapkan menjadi cahaya bagi kedua orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat nanti. Dan Nur yang akan dibawa oleh putri kedua kami tersebut kami harapkan muncul dari Hafidzah, hapalan Qur’annya yang terjaga hingga akhir hidupnya. Hingga predikat Hafidzah itu mampu memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya di akhirat nanti.

Amin ya Alloh, semoga do’a kami untuk kedua putri kami itu akan menjadi sebab bagi Alloh mempermudah jalan kami menuju ke Syurga. Amin  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar