By : Dinar Apriyanto (KLUB MBC)
Pagi ini suasana kantor kami di
KLUB MBC cukup sibuk, karena sore nanti akan ada persiapan menjelang Ujian Semester untuk anak SD, SMP dan SMA. Ada
yang sibuk mempersiapkan soal, mengerjakan soal dan menghubungi beberapa orang
tua siswa. Karena disibukkan aktivitas itu, hampir-hampir hening. Tak jauh dari
gedung kantor KLUB MBC, kurang lebih 50 meter, disana bisa ditemui sekolah
Taman Kanak-kanak yang cukup ‘laris’ dan nyaris menolak-nolak siswa di saat
pendaftaran murid baru. Karena itulah, setiap pagi, pasti sekolah ini ramai
dipenuhi anak-anak plus orang tuanya yang juga nggak kalah memenuhi jalan-jalan
di sekitar TK itu.
Tiba-tiba suara keras memecahkan
keheningan ruangan yang berasal dari luar gedung. “Hua....aaa!!!“ suara
tangisan anak kecil itu terdengar cukup kuat..tampak dari jendela kaca kantor
kami, anak kecil itu berlari mengejar seorang pengendara motor tua...Dan
pengendara motor itu kemudian menghentikan laju-nya, “Ngeyel kamu, disuruh masuk
kelas kok malah mau pulang...ayo masuk!” teriak pengendara motor itu yang
ternyata bapak si anak kecil yang nangis tadi.
“Hua...aa!” tangisan anak itu
semakin menjadi-jadi, dan si bapak ..mohon maaf..beberapa kali mencubit kaki
anak itu berulang ulang sambil berkata..”Bisa diam nggak?!” teriak bapak
itu...perlakuan ini hampir terjadi selama satu menit di depan mata kami dan
kemudian bapak dan anak itu pergi tetap dalam kondisi marah dan si anak tetap
dalam kondisi menangis...Huf...
Saya cuma berkata dalam
hati...bila perlakuan ayah kepada anak ini terjadi setiap hari, apa yang akan
terjadi pada diri anak beberapa tahun lagi, bahkan setelah dewasa dan punya
anak kecil nanti..apakah tidak mungkin dia juga akan memperlakukan anak-nya
persis seperti dia diperlakukan ayah-nya pada saat kecil dulu...pikiran saya
terus teringat pada kejadian pagi ini tadi...
Sesaat berpikir tentang kejadian
tadi, saya kemudian juga teringat bagaimana perlakuan ayah saya pada saat saya
dulu kecil..Ketika saya kecil, saya memang tidak selalu ditunggui ayah saya
setiap saat, karena ayah saya bekerja di kota lain yang cukup jauh jaraknya,
namun setiap hari Sabtu dan Ahad. Saat ayah saya pulang, hampir selalu ayah
saya mengajak bepergian, dari belanja sampai ke tempat wisata, meskipun kami
harus berempat naik satu motor bersama kakak-kakak saya. Namun itu hal yang
menyenangkan.
Ketika musim ujian seperti ini
tiba, sayapun teringat bagaimana cara ayah saya memotivasi saya. Hampir setiap
akan menempuh ujian, ayah saya selalu menyempatkan diri setelah selesai sholat,
beliau mengambil satu gelas air dan berdoa. Saya tidak mendengar do’anya, namun
rasanya setelah meminum air itu saya menjadi percaya diri untuk menempuh ujian.
Dan kebiasaan mendo’akan seperti ini terjadi sampai SMA, hingga mengantarkan
saya mendapat Juara 1 Pararel di kelas 3 SMA saya. Subhanalloh...saya YAKIN
semua pertolongan itu datangnya dari Alloh, saya tidak sedang mempercayai air
yang saya minum, namun saya sedang meng-kisahkan bagaimana cara ayah saya
memotivasi saya di saat saya membutuhkan dorongan motivasi untuk menempuh
ujian..
Ternyata hal itu baru saya sadari
sekarang bahwa kini saya menjadi ayah bagi dua bidadari saya dan sayapun
melakukan hal yang sama seperti yang ayah saya lakukan dulu..mendo’akan
bidadari saya yang pagi ini akan menempuh ujian di “Baby School” nya...Selamat
menempuh ujian bidadariku sayang, do’a Abi menyertai selalu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar