Oleh:
Agus Sholikin*
*Pendidikan
Dokter FK UNS
Sdr. Ilham (bukan nama sebenarnya), 18 tahun, laki-laki, pelajar SMU kelas III,
dibawa ke UGD Rumah Sakit Jiwa oleh kedua orang tuanya karena 3 hari tidak
tidur, bicara sendiri, mondar-mandir, dan ingin pergi dari rumah. Dari hasil
autoanamnesis diketahui bahwa pasien sering mendengar suara seorang laki-laki yang menyuruhnya
pergi dari rumah.
Pasien juga merasa dimusuhi oleh teman-teman dan tetangganya. Menurut orang
tuanya, saat ini pasien sedang mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian akhir nasional,
sehingga mereka menduga pasien mengalami stres
yang berat. Dari riwayat keluarga
diketahui bahwa adik laki-laki ibunya juga pernah
gangguan serupa.
Yah,
mumpung saya masih hangat dalam mempelajari ilmu penyakit jiwa, maka saya
sajikan topik kejiwaan remaja pada kesempatan kali ini. Eitz guys, jangan
berpandangan negatif terlebih dahulu dengan kata-kata kesehatan jiwa ya! Semua
orang di dunia ini dari anak-anak sampai dewasa, dari muda hingga tua pasti
berhubungan erat dengan kesehatan jiwa, baik jiwa yang sehat maupun sedang
terjadi gangguan.
Coba
Anda pahami skenario yang saya nukilkan di atas. Ilham remaja SMA mendengarkan
suara panggilan agar pergi dari rumah, merasa dikucilkan oleh teman, dan
ganguan lainnya. Usut-diusut Ilham ternyata sedang dalam masa mempersiapkan
ujian nasional. Jadi Geje alias ga jelas gitu dech si Ilham. Nah lho..Ilham
terkena stressor kali ya? Bagaimana sih kok bisa begitu?
Oke.tenang,
sabar, mari kita bahas bersama. Nah dari hasil telaah teori ilmu klinis,
skenario tersebut di atas menunjukkan bahwa Ilham mengalami sakit Schizofrenia...
Keadaan
jiwa remaja yang masih belum matang dan labil menjadi sangat menunjang
terjadinya gangguan jiwa ketika remaja memperoleh stressor negatif yang kuat.
Parahnya daya filter dan defend
remaja ini masih kurang..jadi keok deh kejiwaannya...
Jiwa Itu Letaknya
Dimana Sih?
Tadi sudah saya sedikit utarakan terkait
gangguan jiwa schizofrenianya si ilham..Nah sekarang saya akan mengenalkan
terkait jiwa manusia, ya termasuk jiwa saya dan Anda juga.
Jiwa
atau kita sebut kalbu atau kita sebut hati sebenarnya bukanlah organ hati atau
pun jantung. Baru tahu ya? Organ hati itu fungsinya untuk metabolisme, detoksifikasi,
dll. Sedangkan organ jantung fungsinya untuk memompa darah. Padahal kalbu atau
hati kita pastilah berhubungan erat dengan perasaan, suasan hati, emosi,
tentram, semangat gitu kan. Nah lalu dimana jiwa itu sebenarnya?
Menurut
literatur dan pernyataan dari guru besar ilmu penyakit jiwa FK UNS Prof. Dr. H.
Muhammad Fanani, Sp. KJ (K), jiwa atau kalbu manusia adalah sistim limbik di
otak manusia. Nah ini tabel organ-organ yang menyusun sistim limbik.
Sistem limbik
|
Fungsinya
|
Diensefalon
|
Area sentral otak yang mengontrol emosi dan perilaku. Area
ini membentuk inti sentral forebrain.
|
Hipotalamus
|
Merupakan
bagian utama dari diensefalon. Bagian kecil dari otak yang memegang komando
penting dalam pengatutan kelenjar ( master gland). Ia memegang peranan
penting dalam sistem limbik; ia menginisiasi ekspresi fisik terkait emosi.
|
Girus
singulat
|
Lipatan
permukaan korteks serebri yang terlibat dalam reaksi emosi terhadap bau dan
nyeri. Ia juga mengatur perilaku agresif
|
Amigdala
|
Struktur
yang berbentuk buah almon dan terletak di bagian dalam lobus temporalis. Ia
berperan dalam menghubungkan emosi dari berbagai memori atau situasi. Selain
itu, ia berperan dalam pembelajaran rasa takut (learning fear).
|
Hipokampus
|
Struktur
yang terletak dalam lobus temporalis. Tugas utamanya adalah dalam memori
|
Baik
setelah semua frekuensi kita sama yaitu menyepakati bahwa kalbu/jiwa kita itu
adalah sisim limbik dan dengan perincian jelas di tabel tersebut, kita akan
membahas zat-zat yang terkadung di otak yang terlibat dalam pengaturan jiwa
kita. Nah lho..apalagi nih?
Zat-zat
tersebut dinamakan neurotransmitter.
Zat Kimia Ajaib Itu
Bernama Neurotransmitter
Nah
ada 3 neurotransmitter yang sangat berpengaruh dalam pengaturan jiwa/kalbu
terutama suasana hati/mood dan semangat. Yaitu serotonin, norepinefrin, dan
dopamin.
Serotonin
bertangung jawab mengenai impulse dan nanti juga ada hubungnnya dengan
kontraksi. Nah jika seortonin ini tinggi maka tubuh menjadi susah dikendalikan,
agressive sex pun juga bisa meningkat. Dopamin bertanggungjawab mengenai drive/gairah/semangat untuk bergerak
dan aktif. Nah jika dopamin turun maka akan menjadikan diri ini menjadi malas.
Norepinefrin (NE) bertanggungjawab mengenai kewaspadaan. Jika NE turun maka
bisa jadi sebagai orang yang ngantuk melulu. Nah kalau mood itu dipengarugi
ketiganya yaitu NE, dopamin, dan serotonin.
Semua
komposisi tersebut harus seimbang jika ingin dibilang ehat jiwanya. Semangat
terjaga, motivasi ada, rajin, waspada, dll. Nah jika Anda malas, tidak
bergairah, ngantukan terus, lemas, malas, suntuk, cemberut terus, kurang
konsentrasi, berarti Anda telah mengalami GEJE (gangguan jiwa). Nah
kadang-kadang jika karena stress, suntuk kadang ga nyambung nah itu juga kena
GEJE (ga jelas) yang mana predikat ini akan diberikan oleh orang sekitar anda.
Jadi
GEJE (gangguan jiwa) memang merupakan keadaan negatif tapi jangan terus
dikategorikan gila atau hilang akal. Karena GEJE seperti malas, suntuk masih
bisa dikendalikan bukan? Mungkin GEJE-nya si Ilham (Schizofrenia) kelihatannya
memang cukup berat tetapi itu masih bisa disembuhkan bahkan hilang tanpa bekas,
tentu dengan sarat-sarat tertentu.
TIPS: Tindakan
Preventif GEJE (Gangguan Jiwa)
Input
dari luar bisa negatif maupun positif. Begitu pula stressor ada pula stressor
negatif atau pun positif. Stressor-stressor negatif inilah yang rentan
mengganggu kesehatan jiwa.
Perlu
Anda ketahui bahwa dalam proses memori kita melibatkan kunci ion Mg2+ .
Yang mana ion Mg2+ itu susah untuk terbuka. Nah ketika terbuka maka
memori bisa masuk. Itulah mengapa banyak diantara kita yang belajar perlu
diulang-ulang agar hafal. Hal tersebut dimaksudkan agar kunci ion tersebut
segera terlepas dan memori dapat masuk.
Permasalahan
yang timbul ternyata adalah stressor negatif seperti masalah menumpuk,
pengucilan, ketakutan, ejekan lebih mudah membuka kunci ion Mg2+
sehingga lebih mudah tertancap sebagai memori dari pada stressor positif.
Memang
unik dan luar biasa pengaturan sistem limbik di tubuh kita ini. Berikut
tips-tips yang saya tawarkan ke Anda
biar ga GEJE akibat stressor negatif:
1. Kurangi
Input Stressor Negatif
Hal
ini bisa dilakukan dengan senantiasa positive thinking, gembira, khusnudzon,
dan bersemangat. Nah seandainya memang input memang negatif seperti terkena
musibah, tidak lulus ujian maka tindakan yang tepat adalah merubah mindset kita dengan mengambil posisi
progressif bukan rekatif, ambil hikmahnya, dan senantiasa bersyukur.
2. Mencari
Suasana Positif
Caranya
ya dengan ikut forum-forum motivasi, bergaul dengan orang-orang prestatif,
berkumpul dengan orang-orang sholeh.
3. Perbanyak
Ibadah
Suasan
sholat itu adalah suasan kondusif yang dapat memberikan ketenangan dan
kekhusyukan jika terpenuhi rukun-rukunnya. Maka saya sarankan perbaiki kualitas
sholat wajib dan shunnah, perbanyak kuantitas sholat sunnah seperti dhuha dan
qiyamul lail. Perbanyak pula membaca Alqur’an, nikmati huruf demi huruf, selami
keindahan ayat demi ayat.
4. Ikuti
Majelis Ilmu
Salah
satu fadhillah atau keutamaan majelis ilmu adalah majelis dicucuri rahmat dan
diberi kesakinahan (ketenangan dan ketentraman). Nah hal ini bisa menetralisir
stressor-stressor negatif yang bisa mebuat jiwa kita terganggu.
Oke, bagi Remaja harapan Bangsa stay calm, be
positive, and religious and
say no to GEJE, J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar