Di
kampung halaman, saya punya banyak kenalan orang-orang yang ternyata
istimewa. Salah satunya adalah kakak sahabat saya yang sering mengisi
ceramah di masjid, beliau sempat mendapatkan beasiswa studi S1 di
sebuah negara Adidaya. Saat itu, seusai sholat berjamaah di Mushola
kecil dua lantai di kampung saya, beliau duduk bersama kami para
pengurus mushola dan kalau posisi duduk sudah seperti ini, alhasil
akan terjadi diskusi yang sangat panjang. Maklum, karena beliau
termasuk salah satu orang yang pandai dan luas pengetahuannya, ibarat
dalang, sering kita ‘tanggap’ beliau untuk menceritakan
kisah-kisah menarik semasa beliau kuliah di luar negri. Beliau pernah
mengkisahkan kepada saya tentang betapa pentingnya Bahasa Inggris.
Begini kisahnya...
Ketika
ditanya “Perlukah
Bahasa Inggris itu?”
Sebagian
besar di antara anda akan menjawab, “Ya!!!” (Walaupun mungkin
juga, ada yang masih ragu). Globalisasi, bahasa internasional,
kompetisi, ... apa lagi? Ampun... Tapi bagaimana jika anda diminta
untuk memberikan alasannya dengan menggunakan bahasa yang tidak
klise? Nah, itulah yang dialami
kakak
sahabat saya itu beberapa tahun yang lalu.
Kisah
nyata. Benar-benar pernah terjadi.
Sewaktu
masih bermukim di Amerika Serikat, saya nge-fans
berat sama seorang penceramah asal New
York.
Buat orang-orang Islam di Amerika, penceramah ini sama tenarnya
dengan Aa’
Gym
di Indonesia
beberapa waktu yang lalu.
Beliau bernama Imam
Siraj Wahhaj.
Orang Amerika asli. Beliau adalah imam Masjid
Taqwa
di daerah Brooklyn,
New
York City.
Ceramah-ceramahnya tidak akan bikin orang sempat ngantuk.
Sentilan-sentilannya akan menambah semangat untuk menyebarkan
kebahagiaan menjadi hamba Allah yang muslim.
Suatu
saat, terdengar kabar bahwa Brother
Imam Siraj akan memberikan ceramah di Nashville. Buat kami,
sekelompok mahasiswa fans
Siraj Wahhaj, hal ini merupakan kesempatan untuk mendengarkan,
melihat, dan mengalami langsung ceramah dari Sang Imam. Nashville
hanyalah berjarak tiga jam perjalanan naik mobil dari tempat kami
tinggal. Oh,
well,
tiga jam itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kalau kita
harus melakukan perjalanan ke New York selama 12 jam!
Singkat
cerita, kami sudah berada di aula Vanderbilt
University
di Nashville. Imam Siraj diundang berceramah oleh masyarakat muslim
setempat dalam rangka pengumpulan dana (fundraising)
untuk mendirikan sekolah Islam pertama di sana.
Mulailah
Imam Siraj berbicara, dan di tengah-tengah ceramahnya beliau bertanya
kepada para hadirin, “Who’s
not for this project?”
Semuanya diam. Menurut tafsiran saya, arti dari pertanyaan itu
adalah, “Siapa yang tidak ikut terlibat dalam proyek (pembangunan
sekolah) ini?” Sebagai orang dari luar kota Nashville, tentu saja
saya tidak terlibat. Saya pun spontan mengangkat tangan. Sendirian.
Semua orang melihat ke arah saya. Sang Imam pun melirik. Beliau
melihat saya sebentar, kemudian ceramah pun dilanjutkan. Beliau
berkata, “Of
course, nobody is against this project.”
Deg!
Laa
haula
wa laa quwwata illa billah.
Barulah saya sadar, penafsiran saya yang berdasarkan atas bahasa
Inggris yang cekak tadi ternyata salah total. Maksud dari pertanyaan
dari sang Imam tadi adalah, “Siapa yang menentang proyek ini?”
Dan gara-gara salah pengertian, saya langsung angkat tangan. Pantas
saja, teman-teman saya tadi pada bergaya tidak kenal saya. Ya ampun,
masa saya tega sih menentang proyek yang mulia seperti ini.
Astaghfirullahal-azhiim.
Tapi
untungnya orang-orang Islam di Nashville pada baik-baik. Sang Imam
pun mengerti. Pada waktu saya menyalami Imam Siraj Wahhaj, setelah
ceramah selesai, beliau tersenyum. Tampaknya beliau maklum, kalau
orang yang menyalaminya ini bahasa Inggrisnya pas-pasan. (Oh,
man!)
Setelah ceramah selesai, kami pun dipersilakan untuk makan bersama.
Panitia yang mempersilakan kami bertanya, “Where
are you from, brother?”
dengan ramah dan mengajak saya bercakap-cakap dengan pelan-pelan.
Memastikan bahwa tidak akan terjadi lagi salah tafsir. (Hehe…)
Sekarang,
buat anda yang masih ragu, silakan jawab pertanyaan ini. Perlukah
Bahasa Inggris itu?
Ha..ha..Trimakasih Mas Arief S. Adhi yang telah menceritakan kisah ini pada kami....dan sekarang kami tahu pentingnya belajar Bahasa Inggris..pun pentingnya belajar Bahasa Arab juga pastinya, biar tidak tersesat pas saat kita nanti Naik Haji..amiin...
Kunjungi tulisan
saya yang lain di www.klubmbc.com atau di www.klubmbc.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar