Kamis, 18 Juli 2013

SETAHAP DEMI SETAHAP
By : Wall Uyo
Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang Insya’Allah dirahmati Allah, sudah menjadi fitrah diri kita bahwa kita akan selalu mengalami proses, dari mulai kita dilahirkan, tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa dan hingga sampai tua ataupun mati. Masih banyak proses-proses lagi yang lainnya yang tentunya kita temui, misalnya seperti proses pendidikan, membangun usaha, membangun rumah tangga (sok-sokan, padahal belum) dan lain sebagainya tak terkecuali dalam kita memperjuangkan  jalan Islam yang kita pegang.
Proses yang kita jalani baik yang alami (sudah menjadi fitrah) ataupun yang kita kehendaki, tentunya tidak lepas dari tantangan-tangtangan didepannnya. Nah, kali ini akan saya coba bahas tentang salah satu proses yang menjadi kwajiban kita sebagai seorang Muslim, yaitu menuntut ilmu. Tentunya sahabat-sahabat pembaca sudah sangat hafal dan mengerti dalil berikut ini “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam.” Sudah menjadi keharusan bagi setiap kita menuntut ilmu dan yang paling utama adalah ilmu dien. Nah, dalam mencari ilmu agama, ada tahapan-tahapan yang harus kita jalani agar ilmu yang kita dapat dapat semakin bermanfaat. Apa saja tahapan itu? Mari kita simak :
Pertama, Mencari Ilmu
Tahap pertama yang harus kita jalani adalah mencari ilmu itu sendiri. Banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh untuk mendapatkannya baik formal maupun non formal. Misalnya : sekolah, Madrasah, kajian, baca buku, internet dll. Yang kesemua itu Insya’ Allah ada dan mudah kita dapatkan di sekitar kita. Rasanya hari gini sudah ndak layak ada pertanyaan “Aku mau ngaji, tapi dimana?”
Kedua, Mengamalkan Ilmu
Setelah ilmu kita dapatkan, apakah cukup kita simpan saja? Tentu saja tidak,bukan? Ilmu yang kita terima dan kita simpan baik dalam pikiran ataupun catatan, haruslah kita amalkan agar semakin berkah ilmu tersebut.
Ketiga, Mendakwahkan Ilmu
Ilmu yang kita miliki akan semakin berkah jika kita mau mendakwahkan, dari sekedar kultum, ngisi pengajian, atau ngajar TPA atau menjadi Guru Agama dll. Semua itu bisa menjadi ladang kita mendakwahkan ilmu. Sahabat tentu juga hafal kalo Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu dari amal yang tidak akan terputus walaupun kita sudah mati. Hemmm… Luar biasa.
Keempat, Sabar
Nah, satu hal ini yang sering kita tinggalkan dalam berdakwah. Terkadang kita sudah merasa sering mengajak sodara kita shalat ke masjid misalnya, tapi belum juga berhasil, kadang muncul dari lisan kita “Ah, males ngajak terus, gak pernah mau.” Atau dengan adik-adik TPA yang kita ajar “Diajari dari gundul sampai gondrong gak mudeng-mudeng.” Dan contoh yang lainnya. Kesabaran mutlak dibutuhkan dalam kita berdakwah agar orang yang kita ajak atau sekedar kita ingatkan tidak merasa tersinggung dan tentu dengan harapan mau menerima apa yang kita sampaikan.
Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, pertanyaan untuk diri kita, sudah sampai manakah tahapan yang disamapikan diatas kita lalui? Belum terlambat kalopun kita masih berada di tahap yang pertama, masih ada waktu, Insya’ Allah.
#Saya, Wall Uyo. Salam Ramadhan

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com



Senin, 15 Juli 2013

MEMBANGUN KARAKTER DENGAN CERITA
By : Wall Uyo

Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang semoga senantiasa bergerak maju mengoptimalkan anugerah potensi yang ada dalam diri kita. Apa kabar sahabat hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, kalo semua orang ditanya “Apa anda suka mendengarkan cerita?” barang kali mayoritas dari kita akan menjawab “Ya”, terlebih cerita yang kita dengarkan itu sebuah cerita yang menarik, menginspirasi, ataupun sekedar menghibur. Bahkan obrolan kita juga akan semakin renyah kalo kita juga saling bercerita dengan semangat. Cerita adalah sebuah media untuk menyampaikan pesan yang dapat diterima oleh semua kalangan, dari anak-anak, remaja sampai dewasa. Lebih dari itu, cerita-cerita yang sering kita dengar atau kita baca disadari maupun tidak akan membentuk karakter si pendengar atau pembaca. Hemmmm… luar biasa bukan.
Coba kita tengok di negeri kita ini, kata orang, penduduk Minang suka merantau, bisa jadi karena mereka terinspirasi cerita Maling Kundang yang sukses di Perantauan. Lagi, Kenapa di Tanah Jawa banyak kasus tentang Pornoaksi maupun pornografi? Bukan tidak mungkin karena cerita/dongeng tentang Jaka Tarub. Bisa dibayangkan kan gimana imajinasi seseorang yang mendengar cerita tentang Jaka Tarub yang mengintip bidadari yang sedang mandi dengan mengendap-endap kemudian mencuri selendangnya? (Sahabat pembaca gak usah membayangkan aja yah?) Nah, kalo itu cerita yang sudah cukup tua. Bagaimana dengan cerita-cerita masa kini yang disajikan melalui robot hebat yang memungkinkan kita melihat dunia ini yang bernama Televisi? Hemmm…rasanya ndak kalah berpengaruh, bahkan lebih parah, karena bukan hanya mempengaruhi pola pikir, tetapi juga pola bergaul, berpakaian dll. Hemmm…..
Lalu pertanyaanya “Apa kita tidak boleh bercerita dalam mengajarkan sesuatu?” Tentu saja boleh, di atas sudah dibahas bahwa cerita adalah media yang cukup efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, tinggal pandai-pandanya kita mengambil sumber cerita dan mengemasnya agar menjadi menarik. Tak perlu khawatir mencari referensi sumber cerita, karena di dalam Al Qur’an banyak sekali cerita yang dapat kita kutip sebagai media kita menyampaikan pesan. Begitu juga dengan Hadits, Sirah Nabi dan juga cerita sahabat-sahabat terdahulu. Kalaupun cerita harus dikarang sendiri, sebisa mungkin jangan sampai mengandung unsur yang menyesatkan dan memicu kerusakan.
So, Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mari kita lebih selektif dalam mendengarkan, mempelajari terlebih mengajarkan sebuah cerita kepada orang-orang sekitar kita, bisa jadi cerita yang kita sajikan yang semula hanya untuk hiburan justru menjadi awal dari kerusakan. Dan semoga cerita Qur’ani (cerita yang bersumber dari Al Qur’an) bisa menjadi solusi yang efektif untuk membangun karakter generasi muslim, yang akan meneruskan perjuangan ummat Islam di Bumi ini. Aamiin

#Saya Wall Uyo. Salam Ramadhan

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com



Jumat, 12 Juli 2013

Sabtu, 13 Juli 2013
# Seri Way of Life
JAWABAN YANG CERDAS

Si Fulan (yang kurang ilmu agamanya), mendatangi seorang ulama dan bertanya tentang beberapa hal :
            Fulan : “ Wahai Ulama, aku ingin bertanya tentang beberapa hal kepadamu,
                        Pertama, kalau Alloh itu ada tunjukkan padaku wujudnya Alloh ??
Kedua, Syaitan itu terbuat dari api maka kalau dia dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api juga, dia tidak akan kesakitan dong ??
                        Ketiga, Jelaskan kepadaku apa itu takdir ?? “

Demikian pertanyaan dari Fulan kepada ulama. Kemudian tanpa diduga… plakkkkk !!! sang ulama menampar si fulan. Tentu saja si Fulan marah dan mempertanyakan hal itu.
            Fulan : ” Apa maksudmu ini? aku minta jawaban, kenapa malah diberi tamparan ?!!”
            Ulama : “ Itu adalah jawaban dariku wahai Fulan
Pertama, Bagaimana rasanya tamparanku ? sakit? Tunjukkan kepadaku mana wujud dari rasa sakit ? (si Fulan pun terdiam dengan bingung)
Begitu pula Alloh, Dia bisa kita rasakan, bisa kita lihat tanda-tandanya, namun kita tidak bisa melihat wujudnya.

Kedua, tanganku dan pipimu terbuat dari materiyang sama, yaitu kulit. Tapi kau tetap bisa merasa sakit kan ?!

Ketiga, apa kau bermimpi akan kutampar hari ini?! itulah takdir, semua sudah tercatat di Lauful Mahfudz dan hanya Alloh yang tahu.

Sahabat, sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tidak selayaknya kita pertanyakan. Lagipula pertanyaan seperti ini tidak akan menambah keutamaan bagi kita. So.. mending kita bertanya dan belajar tentang ilmu yang lebih jelas manfaatnya bagi kita.

Dan jika temen-temen punya pertanyaan yang sama, Tanya aja ya, langsung tak beri jawabannya.. PLAKKKK!! Hehehe.
Wallahua’alam bis showab

                                                                                                                    by Mardheka Ndaru           
                                                                                                            Reference Kajian @ Al Ardhu

Follow kami di @SahabatMBC
Dapatkan segera buku kedua MBC terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,Bandung. Hubungi Pak Wal 085293355114Kunjungi tulisan kami yang lain di www.klubmbc.comatauwww.klubmbc.blogspot.com

Pilih ikhwan apa cowok?

By: @DinarApriyanto

"Don't judge book by it's cover" kata-kata itu sering jadi slogan jika menemui org yg tdk spt yg di duga. Tampang kampungan tp ternyata rumahnya mewah. Tiap hari gonta-gant mobil ternyata cuma makelar mobil. Penampilan parlente..eh..ternyata kedok playboy. Masih banyak contoh yg lainnya, yg jelas, jangan terburu-buru menilai org dr penampilannya.

Menunjukkan Identitas sbg seorg muslim dlm Islam mjd sangat penting. Seorg wanita muslimah identitasnya adlh dgn berkerudung, maka lebih jelas dibedakan dgn yg bukan muslimah. Seorg muslim, sunnahnya adl memelihara jenggot dan menipiskan kumis,serta menyisir rambutnya tdk seperti sisiran rambut yg bukan muslim.Itu salah satu dr sunnah yg diajarkan Rasululloh. Namun sbg seorg muslim, tak cukup hny identitas yg tampak secara fisik, "identitas internal" juga sangat penting,mengingat Islam bukanlah sekedar fisik saja.

Identitas internal sbg seorg muslim memang mutlak hanya Alloh yg Tahu. Namun sbg manusia,wajib berupaya agar keimanan kita tak hanya urusan fisik, namun terinternalisasi juga dalam diri kita. Sholeh inside, sholeh outside.

Jodoh tentu sudah diatur Alloh. Alloh tak akan salah memasangkan org sholeh pada org sholeh, pun demikian sebaliknya. Bila ternyata yg Alloh kirim jodoh dgn kriteria sholeh/sholehah belum se"ideal" yg diharapkan,maka bisa jadi Alloh mempercayakan diri kita utk membimbingnya hingga se-ideal yg diharapkan.

Cowok yg tampang luarnya nge-rock, bisa bermetamorfosis mjd sangat alim dan bertanggung jawab, saat ia menikah dgn seorg muslimah yg mampu mendampinginya dan mengajarinya ibadah dgn baik. Pun sebaliknya, ikhwan yg taat, akan rapuh,jika ke-taat-annya itu tdk dipupuk dan di support oleh muslimah pendamping hidupnya. So, tak perlu khawatir (dapat cowok atau ikhwan), berdo'alah agar mendapatkan jodoh terbaik yg akan mendampingi kita utk mjd seorg muslim dan muslimah yg Terbaik.

Yuk ngobrol @DinarApriyanto

Follow us twitter:@SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (085293355114) atau pin BB 3170f058

Kamis, 11 Juli 2013

MANA DULU YA?
By : Wall Uyo

Assalamu’alaikum… sahabat-sahabat pembaca yang Insya’ Allah dirahmati Allah, di dalam menjalankan peran kita sebagai seorang manusia, tentu saja banyak sekali amanah yang harus kita jalankan, baik yang hubungannya dengan Allah SWT ataupun yang hubungannya dengan pergaulan kita dengan sesama ciptaan Allah. Amanah-amanah yang harus kita jalankan itu tentunya tidak lepas dari sebuah prioritas dari amanah itu sendiri, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.
Nah, bagi kita yang sering bingung menentukan amanah mana yang harus kita dahulukan, ada baiknya kita belajar tentang skala prioritas. Hemmm tidak mudah memang ketika kita dihadapkan dengan sesuatu pilihan yang berat. Misalnya seperti ini “Suatu ketika kita dihadapkan diantara dua pilihan amanah yang harus dikerjakan dalam waktu yang bersamaan, pertama, mendadak kita harus menghadiri rapat ditempat kerja/kantor kita yang mungkin atasanya Galak, kedua kita harus megajar TPA yang kebetulan hanya kita yang mengajarnya.” Hemmmm pilih mana coba?
Mungkin dalam benak akan berkecamuk “Wah, kalo gak rapat nanti kalo dipecat gimana? Makan apa anak istri nanti?(khusus yang sudah beristri), tapi kalo TPA gak diajar, nanti anak-anak gimana juga? Kasian kan kalo udah datang trus ternyata libur?”
Itu hanya satu contoh saja dan bukan tidak mungkin kita akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan amanah yang lebih berat daripada itu. Hemmmm tidak mudah memang untuk milih mana dulu disaat-saat seperti itu. Apa perlu shalat istikharah dulu ya? Mungkin bisa jadi iya, tapi kan tidak semua pilihan memberikan kesempatan kita untuk berfikir panjang, paling mentok kita bilang “Yaudahlah, milih ini aja.”
Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, begitulah kalo kita tidak tahu pedoman dalam menentukan pilihan, biasanya kita akan bingung dan keputusan yang diambil dalam kebingungan tentunya jauh berbeda dengan keputusan yang kita ambil dalam kondisi yang tenang. Tenang bukan berarti waktunya harus lama atau panjang, melainkan tenang karena sudah punya pedoman dalam memilih. What is that? (halah sok-sokan britis). Maksudnya apa pedoman yang sebaiknya kita pegang dalam menentukan pilihan amanah mana yang harus kita kerjakan terlebih dahulu? Ada yang tau?
Sahabat pembaca yang baik hatinya, dalam menentukan sebuah pilihan amanah mana yang harus kita dahulukan, sudah menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk mendahulukan yang semestinya kita dahulukan, nah, sahabat-sahabat pembaca sekalian, Apa sih yang lebih pantas mengalahkan Allah dan Rasulnya dalam kita menentukan pilihan? Hemmmm… saya kira semua sepakat tidak ada. So, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, sudah jelas kan gimana kita harus memilih kan? Yupz… mari kita pilih yang lebih mendekatkan kita dengan Allah dan Rasul-Nya. Dan semoga kita semua mendapat bimbingan-Nya untuk selalu memantapkan pilihan yang lebih mendekatkan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Aamii…
Ingatan untuk kita :
Katakanlah: "Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah : 24)
#Saya Wall Uyo. Salam Ramadhan.

Follow kami di @SahabatMBC

Dapatkan segera buku kedua terbaru Klub MBC @DinarApriyanto "Belajar CEPAT" penerbit MIZAN,BAndung. Hubungi Pak Wal (085293355114)
Kunjungi tulisan kami yang lain di 
www.klubmbc.com atau www.klubmbc.blogspot.com